Romania Tandatangani Perjanjian dengan Rheinmetall Jerman untuk Bangun Pabrik Bubuk Mesiu

BUCHAREST, Rumania (AP) — Rumania, negara anggota NATO, menandatangani kesepakatan pada Senin dengan perusahaan pertahanan Jerman Rheinmetall untuk membangun pabrik bubuk mesiu di Rumania tengah. Hal ini terjadi di tengah lomba Eropa mempersenjatai diri kembali menyusul sikap Rusia yang kian provokatif.

Usai penandatanganan kesepakatan, Perdana Menteri Ilie Bolojan memuji usaha patungan antara negara Rumania dan produsen senjata terbesar Eropa tersebut sebagai tanda bahwa Rumania “muncul sebagai pemain yang berpotensi dalam industri pertahanan Eropa Tenggara.”

Pembangunan pabrik senilai 535 juta euro (sekitar 616 juta dolar AS) di kota Victoria, Kabupaten Brasov, diproyeksikan dimulai pada 2026, memerlukan waktu tiga tahun untuk penyelesaian, dan akan menciptakan kira-kira 700 lapangan kerja lokal, ujarnya. Rumania akan berupaya membiayai sebagian kontribusinya melalui mekanisme SAFE Eropa guna mendorong kesiapan pertahanan.

“Setelah bertahun-tahun industri pertahanan kita kurang diminati, Rumania memasuki tahap baru karena situasi keamanan di Eropa Timur,” kata Bolojan. “Saya senang Rheinmetall memandang kami sebagai mitra yang penting dan serius serta memperkuat kehadirannya di Rumania.”

CEO Rheinmetall Armin Papperger menyatakan bahwa bubuk amunisi yang akan diproduksi di pabrik tersebut “sangat dibutuhkan di seluruh dunia, terutamanya di Eropa,” dan akan menjadikan Rumania pemain kunci dalam ekosistem pertahanan benua itu.

“Strateginya adalah menjadikan Rumania bagian integral dari ekosistem Eropa,” kata Papperger. “Rumania juga akan menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem NATO.”

Sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 2022, Rumania memainkan peran yang semakin menonjol di NATO. Negara ini telah menyumbangkan sistem rudal Patriot ke Ukraina serta membuka pusat pelatihan internasional bagi pilot pesawat F-16 dari negara-negara sekutu, termasuk Ukraina.

MEMBACA  Pejabat Militer Israel Sebut 'Kami dalam Kondisi Perang'