Ungkapan duka berdatangan dari berbagai penjuru dunia seiring Bangladesh berkabung atas wafatnya Khaleda Zia.
Diterbitkan Pada 30 Des 2025
Klik untuk membagikan di media sosial
share2
Meninggalnya mantan Perdana Menteri Bangladesh, Khaleda Zia, telah memicu luapan belasungkawa dari seluruh dunia, dengan para pemimpin menyoroti jasanya kepada bangsa sebagai perdana menteri perempuan pertama.
Khaleda menghembuskan napas terakhir di sebuah rumah sakit di Dhaka pada hari Selasa setelah lama menderita sakit. Beliau berusia 80 tahun.
Rekomendasi Cerita
daftar 4 itemakhir daftar
Berikut rangkuman tanggapan yang berhimpun:
Bangladesh
Pemimpin sementara negara, Muhammad Yunus, menyatakan “duka yang mendalam” atas wafatnya mantan perdana menteri tiga periode itu. Ia menggambarkannya sebagai “simbol pergerakan demokrasi” dan menyatakan perjuangannya untuk menegakkan “demokrasi, budaya politik multipartai, serta hak-hak rakyat Bangladesh akan dikenang selamanya”.
Dia menyatakan dirinya “sangat berduka dan terpukul oleh kepergiannya”.
Rival politik lama Khaleda, Sheikh Hasina, yang hingga kini tetap berada di pengasingan di India setelah digulingkan tahun lalu, juga menyampaikan ucapan belasungkawa.
“Sebagai Perdana Menteri perempuan pertama Bangladesh, serta perannya dalam perjuangan menegakkan demokrasi, kontribusinya bagi nation sangat signifikan dan akan dikenang. Kepergiannya merupakan kehilangan yang mendalam bagi kehidupan politik Bangladesh serta bagi kepemimpinan Partai Nasionalis Bangladesh,” ungkap Hasina dalam sebuah unggahan daring yang dibagikan oleh Liga Awaminya.
India
Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan dirinya “sangat berduka” atas wafatnya Khaleda dan menyampaikan “belasungkawa tulus” kepada keluarga almarhumah dan rakyat Bangladesh.
“Sebagai perdana menteri perempuan pertama Bangladesh, kontribusi pentingnya bagi pembangunan Bangladesh, serta hubungan India-Bangladesh, akan selalu diingat,” tulisnya di X.
Pakistan
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan kesedihan mendalam dan menjuluki Zia sebagai “sahabat Pakistan yang berkomitmen”.
“Pengabdian sepanjang hayatnya untuk Bangladesh serta pertumbuhan dan pembangunannya meninggalkan warisan abadi,” tulisnya. “Pikiran dan doa kami menyertai keluarga, sahabat, dan rakyat Bangladesh di masa sukar ini.”
Amerika Serikat
Kedutaan Besar AS di Dhaka menyampaikan belasungkawa terdalam atas wafatnya Zia.
“Ibu Zia memainkan peran pivotal dalam membentuk sejarah modern negaranya, dan kepemimpinannya sangat instrumental dalam memajukan pembangunan Bangladesh,” demikian pernyataan kedutaan.