Raksasa Jollibee Tuduhkan Penipuan dalam Polemik Undian

Jaringan restoran cepat saji kebanggan Filipina, Jollibee, mengakui bahwa para penipu telah memanipulasi hasil undian online mereka. Pernyataan ini disampaikan setelah keluhan dari pelanggan dan investigasi singkat oleh pemerintah.

Jollibee menyatakan bahwa “pihak ketiga yang curang” memasukkan banyak entri “meskipun telah ada pengamanan” untuk memperoleh kesempatan memenangkan produk makanan dan tiket konser.

Perusahaan tersebut menyatakan telah mematuhi investigasi pemerintah dan bahwa situasi tersebut telah dikoreksi.

Banyak pengguna media sosial merasa tidak percaya ketika nama-nama pemenang diumumkan di halaman Facebook Jollibee pekan lalu. Mereka menilai nama-nama seperti Hobby Dynamics, Noble Beer, dan Alfreda Corkery kemungkinan besar dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Jollibee menyebut telah “segera menerapkan langkah-langkah korektif” dan mendiskualifikasi “pemenang hadiah utama yang tidak valid”. Mereka juga menunda undian berikutnya dan menyatakan akan mengadakan pengundian ulang.

“Kami ingin meyakinkan semua pihak bahwa kami telah sepenuhnya menindaklanjuti masalah yang raised dan secara ketat mematuhi investigasi yang digagas oleh Departemen Perdagangan dan Industri,” demikian pernyataan Jollibee, Rabu (22/5) malam.

Nama-nama dalam daftar pemenang membingungkan netizen karena tidak lazim di negara tersebut. Nama depan dan belakang orang Filipina merupakan perpaduan antara Inggris dan Spanyol, warisan dari mantan penjajah mereka, AS dan Spanyol.

Nama-nama yang disebut juga termasuk Belle Thompson, Arielle Wintheiser, dan Gilda Block.

“SERIUS BANGET?!?!” komentar seorang pengguna Facebook. “AI kalian kayanya terlalu malas buat ngirim nama-nama kayak gini”.

“Mereka pikir orang nggak ada waktu buat baca,” tulis netizen lain.

Beberapa netizen membandingkannya dengan kontroversi korupsi yang melibatkan Wakil Presiden Sara Duterte, yang kantornya diduga membayar dana pemerintah kepada individu dengan nama yang terdengar fiktif.

MEMBACA  Presiden DR Kongo Félix Tshisekedi mengabaikan pembicaraan perdamaian di Nairobi

Departemen Perdagangan dan Industri menyatakan pada Rabu bahwa mereka akan “terus mengawasi kelanjutan dari Jollibee Burger Blowout Promo”, untuk memastikan “keadilan dan transparansi dalam semua kegiatan promosi”.

Jollibee bermula sebagai toko es krim pada tahun 1970-an sebelum membuka restoran burger pertamanya di pusat kota Manila pada awal 1980-an. Bisnisnya berkembang pesat dalam lima tahun terakhir, dengan mengakuisisi jaringan kafe AS The Coffee Bean and Tea Leaf serta rantai dimsum Hong Kong berbintang Michelin, Tim Ho Wan.

Pendirinya, Tony Tan Caktiong, adalah putra dari imigran miskin asal Tiongkok selatan. Maskotnya, seekor lebah yang selalu tersenyum dengan jaket merah, merupakan simbol dari sifat kerja keras orang Filipina.

Generasi-generasi orang Filipina memandang merek ini sebagai bagian dari identitas nasional mereka, dengan menu andalan seperti ayam goreng, burger, dan spageti yang menjadi hidangan wajib dalam kumpulan keluarga.

Pada tahun 2014, kelangkaan ayam goreng Chickenjoy mereka memicu tren #ChickenSad di media sosial.

Jollibee memiliki 1.600 gerai di 17 negara, termasuk Inggris, AS, Spanyol, dan Singapura.