Puluhan ribu orang berdemonstrasi di Spanyol menentang penghentian kekerasan oleh angkatan laut Israel terhadap konvoi bantuan kemanusiaan untuk Gaza, seperti dilaporkan penyiar negara RTVE dan media-media Spanyol lainnya pada Kamis.
Para peserta unjuk rasa di Madrid, Barcelona, Valencia, dan kota-kota lain di seluruh negeri menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.
Uni Eropa dituding turut bertanggung jawab atas tindakan-tindakan Israel, dan banyak yang menuntut pemutusan hubungan dengan Israel. “Jika mereka menyerang konvoi, berarti mereka menyerang kita semua,” bunyi sebuah manifesto yang dibacakan di depan Kementerian Luar Negeri di Madrid, menurut RTVE.
Aksi protes ini berlangsung pasca pasukan khusus Israel membajak sekitar 40 kapal dari Global Sumud Flotilla dan menahan lebih dari 400 anggota kru dari puluhan negara, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg. Israel berencana mendeportasi para aktivis pro-Palestina tersebut.
Kelompok yang mengorganisir unjuk rasa ini menuduh Israel melanggar hukum internasional dan melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza. Menurut pernyataan para penyelenggara yang dibagikan di Telegram, “konvoi damai dan non-kekerasan yang seharusnya mengangkut makanan, susu formula bayi, dan obat-obatan” ke Jalur Gaza dihentikan dengan cara kekerasan dan ilegal di perairan internasional, serta para pesertanya “diculik”. Pendukung di X menyebut tindakan ini sebagai “pembajakan”.
Pemicu perang di Jalur Gaza adalah pembantaian yang dilakukan oleh militan Palestina Hamas dan kelompok ekstremis lainnya di Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya ke Gaza.
Respons Israel yang luar biasa dahsyat telah mengubah Jalur Gaza menjadi puing-puing dan menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan yang dikendalikan Hamas, dengan angka yang dianggap kredibel oleh PBB.