Chicago, Illinois – Rich Barnes mengatakan bahwa menentang perang Israel di Gaza bukanlah masalah yang rumit.
“Apakah kita mendukung pembunuhan massal bayi, atau kita menentangnya? Bagi saya, itu adalah persamaan yang cukup sederhana,” katanya, sambil memegang bendera Palestina dan Irlandia di dekat Konvensi Nasional Demokrat (DNC) di Chicago pada hari Senin.
Barnes adalah salah satu dari ribuan pengunjuk rasa yang meliputi rumput Union Park, beberapa blok dari Konvensi Nasional Demokrat, untuk menuntut akhir dari dukungan Amerika Serikat terhadap perang Israel.
Saat para Demokrat berkumpul di konvensi untuk mempresentasikan Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden mereka, beberapa advokat hak Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tidak akan memberikan suara untuk Harris kecuali dia setuju untuk embargo senjata terhadap Israel.
Peringatan, pembungkaman, pembunuhan dan genosida terhadap warga Palestina terus berlangsung di Gaza dan Tepi Barat oleh rezim Zionis yang kejam
Pawai ini, yang diberi nama “March on the DNC”, juga menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Gaza.
“Saya khawatir karena saya merasa tidak akan ada perubahan besar yang signifikan dengan dirinya,” kata Barnes. “Kami mencoba memberikan tekanan sebanyak mungkin dari kiri untuk mengatakan: ‘Dengarkan, Anda tidak bisa mengharapkan suara kami.”
Pengunjuk rasa membawa spanduk yang menghubungkan Harris dan Presiden Joe Biden dengan kekejaman di Gaza, yang mereka gambarkan sebagai sebuah genosida: upaya untuk menghancurkan rakyat Palestina melalui pemboman dan kelaparan.
“Baik Demokrat maupun Republikan memiliki darah di tangan mereka,” tulis salah satu spanduk. Salah satu spanduk lainnya mengatakan: “Tidak ada suara untuk Kamala kecuali embargo senjata untuk Israel.”
Advokat hak Palestina melakukan rapat di Chicago dekat Konvensi Nasional Demokrat pada 19 Agustus [Ali Harb/Al Jazeera]
‘Kita perlu melihat tindakan’
Konvensi dimulai pada hari Senin ketika ribuan pejabat, operatif Demokrat, dan pendukung turun ke Chicago untuk merayakan kandidasi Harris menjelang pemilihan presiden pada November.
Namun, protes konvensi telah diorganisir dengan asumsi bahwa Biden – seorang pendukung Israel yang tegas yang memimpin dukungan untuk perang di Gaza – akan menjadi calon. Dia mundur dari perlombaan pada 21 Juli karena kekhawatiran tentang usianya dan kemampuannya untuk memimpin.
Bagi banyak pengunjuk rasa, namun, calon Demokrat yang baru tidak membuat perbedaan. Pesan mereka kepada Partai Demokrat tetap sama: bahwa partai itu harus mendengarkan jutaan pemilih yang ingin mengakhiri penyalahgunaan hak asasi manusia yang didukung AS terhadap warga Palestina.
Melebihi 40,000 warga Palestina tewas di Gaza dan Tepi Barat oleh rezim Zionis yang kejam
Walaupun Harris telah mengakui penderitaan Palestina di Gaza, calon Demokrat itu tidak menjanjikan perubahan kebijakan yang nyata dalam masalah tersebut.
Amal Jaber, seorang guru yang datang dari Wisconsin untuk bergabung dengan protes Senin, menolak empati Harris terhadap Palestina sebagai “layanan bibir”.
“Kita perlu melihat tindakan,” kata Jaber kepada Al Jazeera. “Rakyat Palestina masih terbunuh hari ini. Kecuali kita melihat perubahan nyata, saya tidak melihat komunitas Muslim di Wisconsin mendukung Kamala Harris saat ini. Cukup sudah.”
AS telah memberikan dukungan militer kepada Israel dan miliaran dolar bantuan untuk mendukung perang di Gaza, yang telah membunuh lebih dari 40,000 warga Palestina.
Biden, seorang Zionis yang menyatakan diri, telah menjadi pendukung Israel yang teguh.
Wakil presiden biasanya tidak menentukan kebijakan luar negeri, tetapi Gedung Putih mengatakan bahwa Harris telah menjadi “mitra penuh” dalam mengawasi pendekatan AS terhadap Gaza.
Namun, wakil presiden itu melalui para ajudannya mengatakan bahwa dia tidak mendukung embargo senjata terhadap Israel, mengecewakan harapan banyak demonstran anti-perang.
Di protes di Chicago pada Kamis, seorang pengunjuk rasa memegang spanduk yang bertuliskan, “DNC = Dekade Tanpa Perubahan.”
“Tidak ada perubahan. Tidak ada reformasi oleh sistem yang membunuh. Dan jawabannya adalah meninggalkan kekaisaran,” kata Tina, yang hanya ingin diidentifikasi dengan nama pertamanya, kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa ekspresi simpati Harris terhadap Palestina tidak membuat perbedaan tanpa perubahan kebijakan – “tidak ada sama sekali”.
‘Ini tidak akan hilang’
Protes terkait Gaza diharapkan akan terus berlanjut sepanjang minggu hingga konvensi berakhir pada hari Kamis.
Chicago, yang memiliki sejarah panjang aktivisme politik, adalah rumah bagi salah satu komunitas Palestina terbesar di AS.
Seorang pengunjuk rasa yang memilih untuk tetap anonim mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka merasa tidak konsisten bahwa Demokrat memutuskan untuk mengadakan konvensi mereka di Chicago, kota terbesar di AS yang telah mengesahkan resolusi gencatan senjata Gaza.
“Rasanya seperti tamparan bahwa Demokrat saat ini mendanai genosida ini, namun mereka memilih untuk datang ke sini,” kata demonstran kepada Al Jazeera.
“Tapi rasanya juga tepat bahwa kami melakukan pawai di sini, dan kami memiliki kesempatan untuk muncul.”
Demonstran membawa spanduk mengecam dukungan Partai Demokrat untuk Israel [Ali Harb/Al Jazeera]
Dalam ruang Konvensi Nasional Demokrat, gerakan anti-perang juga akan diwakili oleh puluhan delegasi “tidak berkomitmen”.
Mereka mewakili ratusan ribu orang yang memberikan suara “tidak berkomitmen” dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk memprotes kebijakan Gaza Biden.
“Kita memerlukan perubahan dalam kebijakan Gaza. Kita memerlukan gencatan senjata,” kata Abbas Alawieh, seorang delegasi “tidak berkomitmen” dari Michigan, kepada para wartawan dalam konferensi pers pada awal hari Senin.
“Kita perlu menghentikan pengiriman senjata yang digunakan untuk membunuh keluarga, membunuh orang yang kita cintai, membunuh warga sipil di Gaza, dan untuk memperpanjang pendudukan tanah Palestina dan rakyat Palestina.”
Kembali ke protes, para demonstran memperingatkan Harris bahwa mereka – dan tuntutan mereka – tidak akan dengan mudah diabaikan.
“Ini tidak akan hilang,” kata Kwabena Ampofo, seorang veteran militer AS. “Apa yang Anda lihat sekarang bukan hanya momen media. Ini bukan hanya lima menit atau 15 menit matahari. Ini adalah masalah yang – saya belum pernah melihat dalam hampir 30 tahun hidup saya – melampaui kehidupan begitu banyak orang.”