Natalie Sherman
Wartawan Bisnis, BBC News
Getty Images
AS telah mengumumkan pajak baru sebesar 25% untuk produk yang masuk dari Korea Selatan dan Jepang, saat Presiden Donald Trump mulai membagikan serangkaian surat kepada pemimpin berbagai negara yang merinci rencana tarifnya.
Pesan ini muncul ketika jeda 90 hari yang diberlakukan Gedung Putih atas beberapa tarif paling agresifnya akan berakhir.
Trump sempat menangguhkan tarif lebih tinggi untuk memungkinkan negosiasi dagang dengan berbagai pemerintah setelah pengumuman awalnya memicu protes dan gejolak di pasar keuangan.
Tarif yang lebih tinggi seharusnya berlaku kembali pada 9 Juli, tetapi Trump kini berencana menerapkannya pada 1 Agustus.
Surat-surat terbaru yang dirilis menunjukkan komitmen Trump terhadap kebijakan tarif awalnya, dengan sedikit perubahan dari tarif yang diumumkan bulan April.
Presiden berargumen bahwa tarif akan melindungi bisnis Amerika dari persaingan asing sekaligus mendorong industri dan lapangan kerja domestik.
Setelah surat rincian tarif untuk impor Jepang dan Korea Selatan dirilis, saham sempat anjlok pada Senin.
Surat lebih lanjut mengungkap rencana tarif 40% untuk barang dari Myanmar dan Laos, 30% untuk Afrika Selatan, serta 25% untuk Malaysia.
Tarif ini mirip dengan yang diumumkan Trump pada April lalu, saat pengumuman "Hari Pembebasan"-nya yang mengenakan pajak baru untuk barang dari berbagai negara.
Misalnya, saat itu ia menyebut akan mengenakan tarif 24% untuk barang Jepang dan 25% untuk produk Korea Selatan.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan pemerintahan Trump berencana mengirim surat ke sekitar 12 negara lain pada Senin dan akan membagikannya di media sosial, dengan lebih banyak surat menyusul.
Ia membantah anggapan bahwa perubahan tenggat tarif dari 9 Juli ke 1 Agustus mengurangi kekuatan ancaman Trump.
"Telepon presiden terus berbunyi tanpa henti dari pemimpin dunia yang memintanya berunding," ujarnya.
Setelah gejolak akibat pengumuman tarif April lalu, Trump cepat menangguhkan beberapa pajak impor tertinggi untuk memberi ruang negosiasi, sambil mempertahankan tarif 10%.
‘Hari-hari yang sibuk’
Menteri Keuangan Scott Bessent memperkirakan "beberapa hari yang sibuk".
"Banyak yang berubah sikap dalam negosiasi. Kotak suratku penuh tawaran dan proposal baru," katanya kepada CNBC.
Awalnya Trump menyebut tarif April-nya sebagai "timbal balik", mengklaim diperlukan untuk melawan aturan dagang negara lain yang ia anggap tidak adil bagi ekspor AS.
Ia juga mengumumkan tarif untuk sektor kunci seperti baja dan mobil dengan alasan keamanan nasional, serta mengancam menaikkan pajak untuk barang lain seperti farmasi dan kayu.
Kebijakan multi-sektor ini mempersulit negosiasi, dengan tarif mobil menjadi titik krusial dalam pembicaraan dengan Jepang dan Korea Selatan.
Sejauh ini, AS telah mencapai kesepakatan dengan Inggris dan Vietnam, serta kesepakatan parsial dengan Tiongkok. Dalam ketiganya, tarif lebih tinggi dibanding sebelum Trump kembali ke Gedung Putih, sementara beberapa isu kunci belum terselesaikan.
Uni Eropa (UE) juga dikabarkan sedang bernegosiasi untuk mempertahankan tarif sementara 10% untuk sebagian besar barang yang dikirim ke AS melewati tenggat.
Namun UE juga berupaya menurunkan tarif mobil dan suku cadang Trump sebesar 25%, serta tarif baja dan aluminium 50%.
Seorang juru bicara menyatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah melakukan "diskusi baik" dengan Trump. Beberapa minggu lalu, Trump mengancam UE dengan tarif 50% jika tidak mencapai kesepakatan.
Pekan lalu, Trump menyatakan Jepang bisa dikenakan tarif "30% atau 35%" jika gagal mencapai kesepakatan dengan AS sebelum Rabu.