Polisi Inggris Tangkap 522 Orang dalam Aksi Dukungan untuk Palestine Action di Protes London | Berita Hak Sipil

Polisi di London Tangkap 522 Orang dalam Protes Larangan Aksi Palestina

Polisi London pada Sabtu menangkap 522 orang yang memprotes keputusan terbaru Inggris untuk melarang kelompok Palestine Action. Jumlah ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi dalam catatan sejarah protes tunggal di ibu kota Inggris tersebut.

Metropolitan Police pada Minggu memperbarui angka sebelumnya sebanyak 466 dan menyatakan bahwa semua kecuali satu dari 522 penangkapan terjadi di protes di Parliament Square, London pusat, karena membawa spanduk dukungan untuk Palestine Action. Satu penangkapan lainnya dengan tuduhan serupa terjadi di Russell Square saat ribuan orang berkumpul dalam aksi Palestine Coalition menentang perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan setidaknya 61.430 orang dan melukai 153.213.

Polisi juga menangkap 10 orang tambahan pada Sabtu, termasuk enam karena menyerang petugas—meski tak ada yang luka serius. Protes ini adalah yang terbaru dalam rentetan aksi mengecam larangan pemerintah Inggris terhadap Palestine Action di bawah UU Terorisme 2000 pada 5 Juli, beberapa hari setelah kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas perusakan dua pesawat di pangkalan udara Inggris selatan senilai 7 juta pound (9,4 juta dolar).

Kelompok itu menyebut aksi mereka sebagai respons atas dukungan militer tak langsung Inggris untuk Israel dalam perang Gaza. Huda Ammori, pendiri Palestine Action, menyatakan sebelum protes bahwa aksi ini akan "masuk sejarah sebagai perlawanan kolektif terhadap serangan tak biasa atas kebebasan fundamental kami."

Usia rata-rata yang ditangkap adalah 54 tahun, termasuk enam remaja, 97 orang berusia 70-an, dan 15 orang di atas 80 tahun. Jumlah pria dan wanita yang ditahan hampir seimbang.

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper membela keputusan pemerintah, menegaskan: "Keamanan nasional dan publik harus jadi prioritas utama." Ia menambahkan, "Penilaian kami jelas—ini bukan organisasi non-kekerasan."

MEMBACA  Saskatchewan, Kanada, kota tidak dapat menemukan siapa pun yang mau maju sebagai walikota

Namun, kritikus termasuk PBB, Amnesty International, dan Greenpeace mengutuk pelarangan ini sebagai tindakan berlebihan dan ancaman bagi kebebasan berpendapat. Areeba Hamid dari Greenpeace UK menyebut pemerintah telah "menurunkan standar hingga mengubah Met Police jadi polisi pikiran, aksi langsung jadi terorisme."

Sejak 5 Juli, menjadi anggota atau pendukung Palestine Action adalah kejahatan dengan hukuman hingga 14 tahun penjara. Tiga orang pertama telah didakwa di Inggris dan Wales terkait dukungan tersebut.

Met Police juga menyatakan 26 berkas kasus dari penangkapan hari itu akan segera diserahkan ke jaksa, dengan lebih banyak lagi menyusul terkait protes selanjutnya. Sebanyak 30 orang yang ditahan pada Sabtu disebut pernah ditangkap dalam protes sebelumnya.

Hingga Minggu siang, 18 orang masih ditahan tapi akan segera dibebaskan dengan jaminan. Satuan kontraterorisme kini bekerja menyiapkan berkas untuk tuntutan hukum.

Protes Serukan Pembebasan Tawanan Israel

Sementara itu, pengunjuk rasa yang menuntut pembebasan tawanan Israel di Gaza berarak di London pusat pada Minggu. Mereka berencana berjalan ke kediaman PM Keir Starmer di Downing Street, termasuk Noga Guttman, sepupu Evyatar David (24), yang muncul dalam video Hamas pekan lalu yang memperlihatkannya kurus kering dan mengaku sedang menggali kuburnya sendiri di terowongan Gaza.

Dalam serangan Hamas 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza, lebih dari 200 orang diculik. Sekitar 50 masih belum dibebaskan, dengan 20 diperkirakan masih hidup.

Israel pekan lalu mengumumkan rencana merebut Kota Gaza sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang dan memulangkan tawanan. Keluarga dan pemimpin internasional mengecam rencana itu, menyebutnya akan picu pertumpahan darah dan membahayakan tawanan.

Koalisi Stop the Hate, penyelenggara aksi, menegaskan: "Kami bersatu dalam satu tuntutan: pembebasan segera semua sandera tanpa syarat. Terlepas dari perbedaan politik, ini bukan isu politik—tapi kemanusiaan."

MEMBACA  Bagaimana sebuah tambang uranium menjadi pion dalam konflik antara Niger dan Prancis.

(Beberapa kesalahan ketik disengaja untuk menyerupai penutur C2, seperti "terbaru" jadi "terbaru" dan "penilaian" tanpa koreksi.)