Moskow menuduh Polandia melakukan Russophobia, dan berjanji akan membalas dengan mengurangi kehadiran diplomatik dan konsuler Polandia di Rusia.
Diterbitkan Pada 19 Nov 2025
Polandia telah mengumumkan akan menutup konsulat Rusia terakhir yang tersisa di kota Gdansk, Polandia utara, menyusul dihancurkannya jalur kereta api menuju Ukraina dari Warsawa, dengan menyalahkan Moskow atas insiden tersebut.
“Saya telah memutuskan untuk mencabut persetujuan bagi operasi konsulat Rusia di Gdansk,” kata Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski kepada para wartawan pada hari Rabu.
Artikel Rekomendasi
Sikorski mengatakan bahwa ia telah berulang kali memperingatkan Rusia bahwa kehadiran diplomatik dan konsulernya akan lebih dikurangi jika tidak menghentikan aksi-aksi permusuhan terhadap Polandia, seperti dilaporkan kantor berita Polandia, PAP.
Langkah ini berarti bahwa satu-satunya misi diplomatik Rusia yang akan tetap beroperasi di Polandia adalah kedutaan besar di Warsawa.
Prime Minister Donald Tusk, second right, visits the site of rail line sabotage in Mika, near Deblin, Poland, November 17, 2025 [KPRM via AP]
Kremlin menanggapi tuduhan tersebut dengan menuduh Polandia melakukan “Russophobia”.
“Hubungan dengan Polandia telah memburuk sepenuhnya. Ini kemungkinan merupakan manifestasi dari memburuknya hubungan tersebut – keinginan otoritas Polandia untuk mengurangi segala kemungkinan hubungan konsuler atau diplomatik hingga ke titik nol,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang penutupan konsulat itu.
“Kita hanya bisa menyatakan penyesalan di sini… Ini tidak ada hubungannya dengan nalar sehat.”
Kemudian, pada hari Rabu, kantor berita Rusia TASS mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova yang mengatakan bahwa Moskow akan membalas dengan mengurangi kehadiran diplomatik dan konsuler Polandia di Rusia.
‘Sabotase yang tak terduga’
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk telah menggambarkan ledakan di jalur yang menghubungkan Warsawa ke perbatasan dengan Ukraina pada akhir pekan sebagai “tindakan sabotase yang tak pernah terjadi sebelummya”.
Pada hari Selasa, Tusk mengatakan kepada parlemen Polandia bahwa kedua tersangka telah lama berkolaborasi dengan dinas rahasia Rusia.
Sebagai hasil penyelidikan, kita kini tahu bahwa Dinas Rahasia Rusialah yang memerintahkan peledakan kereta api Polandia dan merekrut dua orang Ukraina untuk melakukannya. Kita juga mengetahui identitas pelakunya yang langsung melarikan diri dari Polandia ke Belarus.
— Donald Tusk (@donaldtusk) 18 November 2025
Dia mengatakan identitas mereka diketahui tetapi tidak dapat diungkap karena penyelidikan masih berlangsung, dan bahwa kedua orang tersebut telah meninggalkan Polandia, menyeberang ke Belarus.
Pejabat Barat telah menuduh Rusia dan pihak-pihak yang bekerja untuknya telah melakukan puluhan serangan serta insiden lainnya di seluruh Eropa sejak invasi ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh kantor berita The Associated Press.
Tujuan Moskow, menurut pejabat Barat, adalah untuk melemahkan dukungan bagi Ukraina, menimbulkan ketakutan, dan memecah belah masyarakat Eropa.