Usai Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk menegakkan proses sanksi “snapback” nuklir, Presiden Iran menegaskan bahwa Iran tidak akan bisa dihentikan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersumpah pada Sabtu bahwa Iran akan mengatasi segala pemberlakuan kembali sanksi melalui proses yang disebut “snapback”, setelah Dewan Keamanan PBB memilih untuk tidak mencabut sanksi terhadap Teheran secara permanen.
“Melalui ‘snapback’ mereka memblokir jalan, tetapi justru otak dan pemikiranlah yang membuka atau membangun jalan,” kata Pezeshkian dalam pernyataan yang disiarkan oleh televisi negara.
“Mereka tidak bisa menghentikan kami. Mereka boleh saja menyerang Natanz atau Fordow (instalasi nuklir yang diserang oleh AS dan Israel pada bulan Juni), tetapi mereka tidak sadar bahwa manusialah yang membangun dan akan membangun kembali Natanz,” ujar Pezeshkian.
Langkah Dewan Keamanan tersebut terjadi pada Jumat setelah Inggris, Perancis, dan Jerman meluncurkan proses 30 hari bulan lalu untuk memberlakukan kembali sanksi, dengan menuduh Teheran gagal mematuhi perjanjian tahun 2015 dengan kekuatan dunia yang bertujuan mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.
Sebuah infografis TNI tentang fasilitas nuklir Isfahan di Iran, dirilis 13 Juni 2025 (kredit: UNIT JURU BICARA TNI)
Iran membantah memiliki niat semacam itu
“Kami tidak akan pernah menyerah menghadapi tuntutan yang berlebihan karena kami memiliki kekuatan untuk mengubah situasi,” kata Pezeshkian seperti dikutip media pemerintah.
Proses “snapback” akan memberlakukan kembali sanksi PBB terhadap Iran kecuali jika tercapai kesepakatan mengenai penundaan antara Teheran dan kekuatan Eropa kunci dalam waktu sekitar seminggu.
Snapback akan memberlakukan kembali embargo senjata, larangan pengayaan dan daur ulang uranium, larangan kegiatan dengan rudal balistik yang mampu mengantarkan senjata nuklir, pembekuan aset global, dan larangan perjalanan bagi individu dan entitas Iran.