Perempuan-pepemuda Karnaval mengambil alih Rhineland selama sehari, menari, minum, dan berciuman

COLOGNE, Jerman (AP) — Pada pukul 11:11 pagi hari Kamis, ratusan ribu penari karnaval merebut jalanan Rhineland di Jerman barat, menari, menyanyi, minum, dan memamerkan kostum berwarna-warni.

Di banyak tempat, wanita menyerbu balai kota, secara simbolis mengambil kekuasaan untuk satu hari — itulah mengapa Kamis Gemuk karnaval di daerah ini tradisional disebut Weiberfastnacht, atau karnaval para wanita.

Menurut tradisi lain, pria mendapat ciuman jika mereka membiarkan wanita memotong dasi atau tali sepatu mereka. Pada hari ini, ciuman terkenal tidak hanya dilakukan antara pasangan, tetapi juga orang asing.

Trusted news and daily delights, right in your inbox

See for yourself — The Yodel adalah sumber utama untuk berita harian, hiburan, dan cerita-cerita yang menyenangkan.

Di kota-kota seperti Cologne, Düsseldorf, Bonn, dan Mainz, Karnevalisten — seperti yang biasa dipanggil para penari karnaval di Jerman — melempar konfeti, bersulang dengan bir, dan bergoyang bersama di jalanan. Selain musik orkestra khas Jerman, suara samba juga terdengar di udara.

Toko roti menjual jumlah besar donat jeli selama karnaval — musim kelima tahun — yang berlangsung dari Kamis Gemuk hingga Rabu Abu menjelang Puasa di Rhineland yang tradisional Katolik Roma.

Di seluruh wilayah, polisi meningkatkan kehadiran mereka menyusul serangkaian penusukan dan serangan lainnya yang baru-baru ini terjadi.

Menteri Dalam Negeri Negara Herbert Reul mengatakan bahwa 9.900 petugas polisi berjaga di negara bagian North Rhine-Westphalia — 2.500 lebih banyak dari hari Kamis biasa, lapor agensi berita Jerman dpa.

Namun meskipun serangan terbaru yang telah menakuti banyak orang di Jerman, Wali Kota Cologne Henriette Reker mengajak para penari karnaval untuk merayakan tanpa rasa takut.

MEMBACA  Siaran Selasa: Jumlah Korban Tewas Meningkat dalam Kebakaran di L.A.

“Tidak ada yang akan berhasil mengintimidasi kami di Cologne,” katanya. “Kami tidak akan membiarkan teroris atau Islamis merampas kebahagiaan hidup kami.”

Reker sendiri ditusuk dan terluka parah oleh seorang ekstremis kanan pada Oktober 2015, saat berkampanye untuk jabatan wali kota. Dia terpilih keesokan harinya saat dalam koma dan menjabat sekitar sebulan kemudian.

Tinggalkan komentar