Warga negara India alami penurunan 45 persen dibandingkan periode sama tahun lalu seiring AS membatasi pelajar asing.
Diterbitkan Pada 6 Okt 2025
Jumlah visa pelajar yang diterbitkan Amerika Serikat turun sekitar seperlima dibandingkan periode satu bulan yang sama tahun lalu, dengan India mengalami penurunan dramatis di tengah kebijakan restriktif yang dijalankan Presiden AS Donald Trump.
Data dari Komisi Perdagangan Internasional menemukan bahwa AS menerbitkan sekitar 313.138 visa pelajar pada Agustus, ketika perkuliahan biasanya dimulai di universitas-universitas AS, turun 19,1 persen dibandingkan Agustus 2024.
Bagi pelajar India, sumber utama pelajar asing di AS, penurunan saat itu mencapai 44,5 persen. Penerbitan visa juga turun bagi pelajar dari Tiongkok, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah.
Beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim juga mengalami penurunan besar, dengan visa pelajar untuk warga Iran anjlok 86 persen. Angka-angka ini tidak merepresentasikan jumlah keseluruhan pelajar asing yang berkuliah di universitas AS, yang banyak di antaranya masih menggunakan visa yang telah diterbitkan sebelumnya.
Penurunan ini terjadi ketika pemerintahan Trump menjalankan pendekatan restriktif terhadap imigrasi, sambil menggunakan pendanaan untuk mengerakan tekanan politik yang semakin besar pada universitas-universitas di AS.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah mencabut ribuan visa pelajar, dengan alasan pelanggaran hukum AS, partisipasi dalam protes, atau dalam beberapa kasus, kritik terhadap Israel. Targeting ini berjalan paralel dengan kelompok-kelompok pro-Israel yang memantau dan mengawasi mahasiswa yang terlibat dalam aktivisme pro-Palestina.
Pada Juni, Rubio juga memerintahkan penundaan sementara seluruh proses visa pelajar untuk memberlakukan pengawasan lebih ketat terhadap profil media sosial pelajar.
Pihak yang memeriksa aplikasi diperintahkan untuk mencari “segala indikasi permusuhan terhadap warga negara, budaya, pemerintah, lembaga, atau prinsip-prinsip dasar Amerika Serikat.”
Namun, pesan pemerintahan terhadap negara-negara tertentu tidak selalu konsisten.
Setelah awalnya bersumpah untuk membatasi sebagian besar pelajar Tiongkok yang ingin belajar di AS, Trump mengatakan kepada wartawan pada Agustus bahwa ia berencana menerima 600.000 pelajar Tiongkok untuk belajar di Amerika.
Angka tersebut dua kali lipat dari jumlah pelajar Tiongkok yang saat ini sedang belajar di AS.
“Kami akan mengizinkan, ini sangat penting, 600.000 pelajar. Ini sangat penting,” ucap Trump saat itu.