Pengadilan Singapura Teguhkan Vonis Bersalah Pemimpin Oposisi

Pemimpin oposisi Singapura, Pritam Singh, gagal dalam bandingnya terhadap putusan bersalah karena memberikan keterangan tidak benar kepada komite parlemen.

Pada bulan Februari, Singh didenda S$14.000 ($10.800; £8.100) atas dua dakwaan terkait penanganannya terhadap Raeesah Khan, mantan anggota parlemen dari partainya yang mengaku berbohong di parlemen.

Dalam sidang singkat di depan galeri publik pengadilan yang penuh sesak pada Jumat, hakim menyatakan keyakinannya terhadap Singh didukung oleh bukti-bukti yang diajukan.

Singh, yang memimpin Partai Buruh sebagai oposisi utama, menyatakan “kecewa” dengan keputusan tersebut namun menerimanya “sepenuhnya dan tanpa reservasi”.

Ia langsung membayar denda di gedung pengadilan usai sidang. “Sekalian saja diselesaikan,” ujarnya kepada para wartawan.

Meski telah divonis, Singh tetap mempertahankan kursinya di parlemen dan menegaskan komitmennya untuk terus melayani masyarakat Singapura bersama rekan-rekan separtainya.

Partai Buruh merupakan satu-satunya partai oposisi di parlemen Singapura saat ini, dengan menguasai 12 dari 99 kursi.

Kisah ini berawal pada 2021, ketika Khan menyatakan di parlemen bahwa ia menyaksikan polisi berperilaku tidak semestinya terhadap korban penyerangan seksual.

Ia kemudian mengakui bahwa pengalamannya itu tidak benar, namun menyebut selama penyelidikan komite parlemen bahwa pimpinan partai, termasuk Singh, menyuruhnya “terus melanjutkan narasi” meski mengetahui kebohongan tersebut.

Khan telah mengundurkan diri dari partai dan parlemen. Ia didenda S$35.000 atas tuduhan berbohong dan menyalahgunakan hak istimewa parlemen.

Pada Februari, pengadilan memutuskan bahwa tindakan Singh “sangat mengindikasikan” keengganannya untuk meminta Khan mengklarifikasi kebohongannya.

Namun Singh, yang membantah bersalah selama persidangan, berargumen bahwa ia ingin memberi Khan waktu untuk menghadapi isu sensitif tersebut.

Dalam sidang banding Singh pada November, pengacaranya berpendapat bahwa pengadilan “mengabaikan bukti-bukti krusial” dalam putusannya.

MEMBACA  Pengadilan banding AS cabut larangan upaya Trump potong bantuan asing | Berita Donald Trump

Pengacara Singh juga berupaya meragukan kredibilitas Khan dan asistennya, yang menjadi saksi dalam kasus ini.

Menanggapi pertanyaan hakim mengapa Singh terlihat “tidak melakukan apa-apa” untuk meminta Khan mengaku dalam beberapa pekan setelah mengetahui kebohongannya, pengacaranya menjawab bahwa kliennya memiliki urusan profesional dan pribadi lain yang mendesak.

Namun, jaksa penuntut berargumen bahwa kelambanan Singh, beserta bukti-bukti lainnya, membuktikan bahwa ia tidak pernah menginginkan Khan untuk mengungkap kebenaran.

Kasus Singh ini menjadi salah satu vonis kriminal langka terhadap anggota parlemen oposisi yang masih aktif menjabat.

Para kritikus sebelumnya telah menuduh pemerintah Singapura menggunakan lembaga peradilan untuk menindak lawan-lawan politiknya—tuduhan yang selalu dibantah oleh otoritas setempat.