Otoritas Filipina sedang menyelidiki klaim bahwa puluhan penggila sabung ayam yang menghilang tiga tahun lalu dibunuh dan dibuang ke danau vulkanik.
Setidaknya 34 pria—yang dituduh melakukan pengaturan pertandingan sabung ayam—menghilang tanpa jejak di ibu kota Manila dan provinsi sekitarnya.
Enam tersangka kemudian didakwa atas penculikan, dan pada Kamis, salah satunya mengaku dalam wawancara TV bahwa korban dicekik hingga tewas dan dibuang ke Danau Taal, yang mengelilingi gunung berapi aktif.
Sabung ayam—di mana orang bertaruh pada ayam jago yang bertarung sampai mati menggunakan pisau yang diikat di kaki—merupakan industri bernilai jutaan dolar di Filipina.
Para pria ini dituduh terlibat dalam sabung ayam siaran langsung, yang populer selama pandemi Covid saat pertandingan tatap muka dilarang. Namun, ini justru membuat industri semakin menguntungkan, menghasilkan sekitar 620 juta peso ($10,8 juta; £8 juta) per bulan dari pajak lisensi untuk pemerintah.
Investigasi Senat tahun 2022 juga mengungkap bahwa taruhan harian pada sabung ayam online mencapai 3 miliar peso ($52,4 juta; £38,8 juta).
Tapi setelah hilangnya para pria tersebut, pertandingan siaran langsung—yang dikenal lokal sebagai “e-sabong”—menjadi sorotan, dan Presiden Rodrigo Duterte akhirnya melarangnya. Sabung ayam tradisional masih legal di Filipina.
Pada Kamis, Menteri Kehakiman Crispin Remulla mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas akan mempertimbangkan mengirim penyelam untuk mencari sisa-sisa manusia di dasar danau.
“Kita tak bisa mengabaikannya begitu saja. Kita harus bertanggung jawab untuk mencari kebenaran, terutama dalam kasus seperti ini,” ujarnya.
Remulla juga menambahkan bahwa otoritas akan menyelidiki perkembangan terbaru dan berusaha menemukan lebih banyak saksi.
Perjudian legal di Filipina yang mayoritas Katolik, meski pemimpin gereja menentang segala bentuknya.
Beberapa operasi judi online juga dikaitkan dengan kejahatan terorganisir.
Tahun lalu, otoritas Filipina membongkar pusat penipuan besar dan sindikat perdagangan manusia yang bersembunyi di balik kasino online untuk klien Tiongkok daratan.
Hal ini membuat Presiden Ferdinand Marcos melarang kasino online yang dikenal sebagai Pogos atau Philippine Offshore Gaming Operations.