Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi untuk pertama kalinya menyatakan Israel sebagai “musuh” sejak kedua negara menandatangani perjanjian damai 46 tahun silam, demikian disampaikan seorang pejabat pemerintah Mesir.
Dalam pidatonya di Doha pada Senin, al-Sisi mengatakan: “Posisi kita harus mengubah cara pandang musuh terhadap kita, sehingga mereka dapat melihat bahwa setiap negara Arab membentang dari samudera hingga ke Teluk.”
Diaa Rashwan, ketua Layanan Informasi Negara, organisasi media resmi Mesir, menyatakan bahwa ini merupakan kali pertama seorang kepala negara Mesir menggunakan kata “musuh” untuk menggambarkan Israel sejak 1977, ketika mantan presiden Anwar Sadat mengunjungi Yerusalem.
Dua tahun kemudian, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel.
Rashwan mengatakan kepada penyiar Extra News, Senin malam, bahwa “seorang kawan tidak akan mengancam keamanan nasionalmu” dan Mesir memandang ancaman pengusiran paksa warga Palestina keluar dari Gaza sebagai sebuah “batas merah”.
Para pemimpin Arab dan Islam berkumpul di Doha pada Senin untuk mengutuk serangan Israel di Doha pekan lalu yang menargetkan para pemimpin Hamas. Serangan itu menewaskan enam orang, termasuk seorang perwira keamanan Qatar, serta melukai 18 orang lainnya.
Qatar dan Mesir selama ini bertindak selaku mediator dalam konflik antara Israel dan Hamas.