Pemimpin Jerman mendesak untuk menahan diri setelah serangan Iran terhadap Israel

Pemimpin Jerman mendesak untuk de-eskalasi dan mengimbau untuk menahan diri pada hari Minggu setelah serangan Iran terhadap Israel semalam, di tengah kekhawatiran bahwa tindakan Tehran tersebut bisa memicu kebakaran besar di Timur Tengah.

Kanselir Olaf Scholz memperingatkan saat berkunjung ke China terhadap adanya eskalasi lebih lanjut. “Hal-hal tidak boleh berlanjut seperti ini,” kata Scholz di Chongqing. “Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.”

Scholz menyebut serangan Iran “sangat tidak dapat dibenarkan” dan menambahkan bahwa itu tidak dapat diterima, dimengerti atau ditoleransi. “Satu-satunya yang bisa kami lakukan adalah memperingatkan semua orang, khususnya Iran, untuk tidak melanjutkan seperti ini,” kata Scholz.

Ia mengulangi solidaritas Jerman dengan Israel, yang memiliki hak untuk membela diri sejak serangan teroris oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Komentar Scholz datang setelah Iran melakukan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang banyak diharapkan setelah serangan yang diduga dilakukan oleh Israel terhadap bangunan konsulat Iran di Damaskus pada awal bulan ini.

Berbicara di Berlin setelah memimpin pertemuan krisis, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyerukan kepada semua pihak di wilayah tersebut untuk bertindak dengan bijaksana. “Spiral eskalasi harus diputus. Kita harus menemukan akhir kekerasan bersama,” katanya.

Iran telah membawa wilayah tersebut “ke tepi jurang,” katanya, mengutuk serangan tersebut dengan kata-kata yang paling tajam dan menjamin Israel akan mendapat solidaritas penuh dari Jerman. Iran harus menghindari serangan lebih lanjut yang dilancarkan oleh sekutunya, tambahnya.

Jerman telah mendesak warganya untuk meninggalkan Iran.

Baerbock menunjuk kepada “jutaan wanita, pria, dan anak-anak di Israel, di Iran, dan di seluruh wilayah, yang tidak bisa tidur semalam karena ketakutan.”

MEMBACA  Kapal Pertama Mengangkut Bantuan Makanan Tiba di Gaza

Presiden Frank-Walter Steinmeier menelepon rekan setingkatnya di Israel, Isaac Herzog, untuk menjaminnya solidaritas Jerman.

“Orang-orang di Israel harus mencari perlindungan selama berjam-jam semalam melawan pesawat tak berawak dan peluru kendali Iran. Kami mengutuk serangan ini dengan kata-kata yang paling tajam,” ujar Steinmeier, mantan menteri luar negeri Jerman, kepada Herzog, menurut pernyataan dari kantornya.

Ia juga mengungkapkan harapannya agar eskalasi bisa dihindari.

Para pemimpin berbicara setelah serangan langsung pertama terhadap wilayah Israel dari Iran. Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa 99% dari sekitar 300 drone, rudal jelajah, dan rudal balistik telah dicegat oleh Israel dan sekutunya, dengan kerusakan minimal yang disebabkan.

“Operasi Janji Jujur” Iran dilancarkan sebagai balas dendam atas serangan udara terhadap markas kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April di mana dua jenderal dan lainnya tewas. Israel diyakini melakukan serangan tersebut dan tidak membantah tanggung jawabnya.

Apakah Israel akan merespons serangan Iran belum jelas.

Benny Gantz, anggota kabinet perang Israel, kemudian mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Baerbock tentang pembentukan “front bersatu global” untuk melawan agresi Iran yang semakin berani secara langsung dan melalui sekutunya, baik di regional maupun global.

Sebelumnya, ia menyerukan pembentukan koalisi regional melawan ancaman Iran.

Gantz juga menyampaikan penghargaannya atas sikap jelas Jerman dan Baerbock dalam mendukung Israel dan kecaman Jerman yang tegas terhadap serangan Iran, katanya dalam sebuah posting di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Baerbock kemudian menyerukan sanksi lebih lanjut terhadap Iran, mengatakan bahwa sanksi sudah diberlakukan terkait dengan drone yang digunakan dalam perang Rusia di Ukraina.

“Saya sangat mendukung perpanjangan sanksi tersebut ke Iran, karena kita dapat melihat seberapa berbahayanya tindakan mereka saat ini,” katanya kepada penyiar publik ARD.

MEMBACA  Ringkasan Perdana Musim 2 'Rumah Naga': Kemarahan Terlepas di 'Anak untuk Seorang Anak'

Komentarnya datang setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa Brussels akan membahas sanksi lebih lanjut terhadap Iran, terutama terkait dengan program drone dan rudal Iran.

Uni Eropa memberlakukan sanksi tambahan terhadap Tehran pada bulan Desember untuk mencegah Iran memproduksi drone yang digunakan oleh Moskow dalam invasi penuh skala Rusia terhadap Ukraina.