Novo Nordisk Memperingatkan Potensi PHK di Tengah Persaingan Ketat
Lars Fruergaard Jørgensen, CEO yang akan stepping down dari Novo Nordisk, memperingatkan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) mungkin tak terhindarkan di perusahaan farmasi Denmark ini. Hal ini terjadi seiring meningkatnya persaingan melawan obat obesitas andalannya, Wegovy, serta tekanan dari rival Eli Lilly.
Novo Nordisk, yang menjadi perusahaan Eropa paling bernilai tahun lalu dengan kapitalisasi pasar $650 miliar berkat penjualan Wegovy yang melonjak, kini menghadapi momen krusial. Pangsa pasarnya menurun dan pertumbuhan penjualan melambat, terutama di AS.
Perusahaan memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih lambat tahun ini, sebagian karena pihak ketiga yang diizinkan membuat tiruan Wegovy akibat kelangkaan. Dengan 77.000 karyawan, Novo Nordisk memangkas proyeksi penjualan dan laba tahun ini, menghapus $95 miliar dari nilai pasarnya.
Penurunan ini merupakan perubahan drastis bagi perusahaan yang semula menjadi sorotan investor global. Ekspansi produksi dan penjualan yang cepat kini dibayangi rencana penghematan biaya.
PHK Mengintai
“Kami mungkin tidak akan bisa menghindari PHK,” ujar Jørgensen kepada penyiar Denmark, DR. “Ketika perusahaan harus menyesuaikan diri, ada area di mana jumlah karyawan harus dikurangi.”
Namun, keputusan akhir akan ada di tangan CEO baru, Maziar Mike Doustdar, yang menjabat mulai Kamis ini.
Jørgensen menyebut pasar obat tiruan Wegovy—dikenal sebagai agonis reseptor GLP-1—”sebesar bisnis kami”, dengan harga jauh lebih murah. Pada Mei lalu, Novo Nordisk berharap pasien AS yang memakai versi tiruan akan beralih ke obat bermerek setelah larangan FDA terhadap tiruan Wegovy berlaku.
Tapi, CFO Karsten Munk Knudsen mengungkapkan lebih dari satu juta pasien AS masih memakai GLP-1 tiruan, dan proyeksi perusahaan tidak memperhitungkan penurunan signifikan tahun ini.
“Pasar obesitas sangat fluktuatif,” kata Knudsen, merujuk kemungkinan pertumbuhan negatif di paruh kedua tahun ini. Proyeksi terendah mencakup risiko seperti tekanan harga di AS yang lebih besar dari perkiraan.
Strategi perusahaan mencakup gugatan terhadap apotek pembuat tiruan untuk menghentikan produksi massal ilegal. Sementara itu, data resep AS terakhir untuk Wegovy menunjukkan perbaikan, meski sempat tertinggal dari Zepbound milik Eli Lilly.
Penjualan Wegovy di AS naik 36% pada kuartal kedua, sementara di luar AS melonjak lebih dari empat kali lipat. Namun, erosi harga di pasar AS diperkirakan akan lebih dalam di paruh kedua tahun ini karena penjualan langsung ke konsumen dan diskon ke asuransi.
Penghematan Biaya
Novo Nordisk menegaskan proyeksi laba tahunannya meski telah memperingatkan penurunan pekan lalu. Perusahaan menghentikan delapan proyek R&D untuk “memastikan efisiensi biaya”.
Analis Jefferies menyebut langkah ini bisa mencerminkan penilaian ulang strategis atau kebetulan belaka. Investor mempertanyakan daya saing Novo Nordisk di pasar obat penurun berat badan yang sedang booming.
Saham Novo Nordisk anjlok 30% pekan lalu—kinerja terburuk dalam dua dekade—dan terus turun sejak pasar dibuka di New York, dengan penurunan lebih dari 3,3% pada siang hari.