Pemain Kunci Berseteru di DK PBB di Titik Genting Konflik AS-Israel-Iran | Berita Konflik

Ketegangan Memanas di PBB saat Iran dan Sekutu Mengecam Aksi Militer AS, Sementara AS dan Israel Menolak Kecaman

Dewan Keamanan PBB menggelar sesi darurat menyusul serangan pimpinan AS terhadap situs nuklir Iran, yang memicu kecaman tajam dari beberapa negara anggota serta seruan baru untuk gencatan senjata di Timur Tengah. Sementara itu, sekutu AS dan Israel memuji serangan tersebut.

Berdasarkan diplomat yang familiar dengan draf yang beredar pada Minggu, Rusia, Tiongkok, dan Pakistan telah mengusulkan resolusi yang menuntut "gencatan senjata segera dan tanpa syarat". Meskipun proposal tersebut tidak secara eksplisit menyebut AS atau Israel, resolusi itu mengutuk serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Pemungutan suara belum dijadwalkan.

Untuk disahkan, resolusi memerlukan dukungan minimal sembilan anggota dan tanpa veto dari lima anggota permanen—AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan Tiongkok. Namun, resolusi ini mustahil lolos karena AS tidak akan mengutuk dirinya sendiri.

Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa kawasan itu berada "di ambang spiral mematikan".

"Pengeboman fasilitas nuklir Iran oleh AS merupakan langkah berbahaya di wilayah yang sudah porak-poranda," kata Guterres. "Kita berisiko terjerumus ke dalam lingkaran balas dendam. Kita harus bertindak—segera dan tegas—untuk menghentikan pertikaian dan kembali ke negosiasi serius terkait program nuklir Iran."

Duta Besar AS sementara Dorothy Shea membela tindakan militer AS, menyatakan bahwa Washington bertindak untuk melumpuhkan kapasitas pengayaan Iran guna melindungi warga dan sekutunya.

"AS akhirnya mengambil tindakan tegas untuk membela sekutu dan kepentingannya," ujar Shea. "Iran sebaiknya tidak memicu eskalasi… serangan Iran, langsung atau tidak, terhadap warga atau pangkalan AS akan dibalas dengan kekuatan yang menghancurkan."

Duta Besar Iran Ali Bahreini menyatakan bahwa serangan Israel dan AS tidak terjadi "dalam ruang hampa", melainkan akibat "aksi bermotif politik" oleh AS dan sekutu Eropanya.

MEMBACA  Korea Selatan menyatakan 'tidak menutup kemungkinan' untuk memasok senjata ke Ukraina | Berita perang Rusia-Ukraina

Ia menegaskan bahwa AS "memilih menghancurkan diplomasi" dan menyatakan bahwa militer Iran akan menentukan "waktu, sifat, dan skala" balasannya.

Sementara itu, Duta Besar Israel Danny Danon menyebut serangan itu membuat dunia "lebih aman" dan menolak seruan kecaman. "Itu urusan rakyat Iran, bukan kami," katanya saat ditanya apakah Israel mendukung perubahan rezim di Tehran.

Duta Besar Tiongkok Fu Cong mengutuk serangan AS dan mendesak pengendalian diri. "Kami menyerukan gencatan senjata segera," ujarnya. "Tiongkok sangat khawatir risiko situasi yang kian tak terkendali."

Perwakilan Rusia Vasily Nebenzya menyebut serangan ini sebagai bukti lagi sikap AS yang mengabaikan norma global. "AS telah membuka kotak Pandora," katanya. "Tak ada yang tahu bencana atau penderitaan apa yang menyusul."

Duta Besar Pakistan Asim Iftikhar Ahmad juga mengecam pengeboman AS, menyebutnya sangat mengkhawatirkan. "Eskalasi ketegangan dan kekerasan akibat agresi Israel dan tindakan ilegal sangat memprihatinkan," ujarnya. "Pakistan berdiri bersama pemerintah dan rakyat Iran di masa sulit ini." Pernyataan ini muncul sehari setelah Pakistan mengusulkan Presiden AS Donald Trump dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Pengumuman Trump bahwa pasukan AS telah "menghancurkan" situs nuklir kunci Iran menjadi aksi militer Barat paling signifikan terhadap Tehran sejak revolusi 1979.

Kepala IAEA Rafael Grossi menyatakan bahwa meski kerusakan bawah tanah belum jelas, kawah dampak terlihat di situs pengayaan Fordow. Pintu terowongan di Isfahan tampak diserang, sementara Natanz—lama menjadi sasaran sabotase Israel—kembali dihantam.

Iran mengecam Grossi karena dianggap membantu membuka jalan bagi Israel dan AS untuk menyerangnya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Atom PBB menyetujui resolusi yang menyatakan Iran tidak mematuhi komitmen pengamanan nuklir internasional sehari sebelum Israel melancarkan serangan pertamanya pada 13 Juni.

MEMBACA  Trump, Scholz membahas 'kembali ke perdamaian di Eropa' | Berita Pemilihan Presiden AS 2024