Berita AFP
Yayasan Kemanusiaan Gaza yang Didukung AS Dirikan Empat Pusat Bantuan di Gaza Selatan dan Tengah
Sekretaris Jenderal PBB menyerukan investigasi independen atas tewasnya warga Palestina di dekat pusat distribusi bantuan di Gaza pada Minggu, di tengah laporan simpang siur bahwa pasukan Israel menembaki warga sipil.
Saksi melaporkan penembakan saat mereka mengantre makanan di pusat bantuan di Rafah yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung oleh AS dan Israel.
Palang Merah menyatakan bahwa rumah sakit mereka menerima 179 korban, 21 di antaranya tewas. Sementara Badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas mencatat korban jiwa sebanyak 31 orang.
Pasukan Israel membantah telah menembak warga sipil di dalam atau sekitar lokasi tersebut pada Minggu, menyebut laporan tersebut sebagai palsu.
GHF juga menyangkal dengan tegas, menyebut laporan itu sebagai "kebohongan besar" dan menyatakan belum menemukan bukti serangan di fasilitas mereka.
Israel tidak mengizinkan organisasi berita internasional, termasuk BBC, masuk ke Gaza, sehingga verifikasi peristiwa di wilayah tersebut sulit dilakukan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan pernyataan pada Senin, menyatakan kaget atas laporan korban tewas dan luka-luka di antara warga Palestina yang mencari bantuan.
"Serukan investigasi segera dan independen atas kejadian ini, serta pertanggungjawaban pelaku," tegasnya.
Kementerian Luar Negeri Israel menanggapi dengan menyebut pernyataan Guterres sebagai "aib" di platform X, serta mengkritiknya karena tidak menyebut Hamas.
Badan Pertahanan Sipil menyatakan 31 orang tewas dan 176 luka-luka akibat tembakan Israel terhadap ribuan warga sipil di dekat pusat bantuan AS di Rafah pada Minggu dini hari.
Menurut Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Rumah Sakit Lapangan Palang Merah di Rafah menerima 179 korban, termasuk wanita dan anak-anak, dengan mayoritas mengalami luka tembak atau pecahan peluru. Sebanyak 21 dinyatakan tewas saat tiba.
Médecins Sans Frontières (MSF) menyatakan timnya di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, juga merawat korban luka berat, beberapa dalam kondisi kritis. Pasien melaporkan ditembaki dari segala arah oleh drone, helikopter, kapal, tank, dan tentara Israel. Salah satu staf MSF kehilangan saudaranya yang tewas saat mencoba mengambil bantuan.
Seorang jurnalis di Rafah mengatakan kepada BBC bahwa kerumunan warga Palestina berkumpul di dekat bundaran Al-Alam ketika tank Israel mendekat dan menembak.
Sebuah video yang beredar pada Minggu pagi memperlihatkan warga berlindung di area terbuka sementara suara tembakan otomatis terdengar. Namun, BBC tidak dapat memverifikasi lokasi pastinya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis pernyataan pada Minggu sore, menyatakan penyelidikan awal menunjukkan pasukan mereka "tidak menembak warga sipil di sekitar atau di dalam pusat bantuan", dan menyebut laporan tersebut palsu.
Juru Bicara IDF Brigjen Effie Defrin menuduh Hamas menyebar rumor dan berusaha menghalangi warga Gaza mencapai pusat bantuan. IDF juga merilis rekaman drone yang diklaim menunjukkan pria bersenjata menembaki warga yang hendak mengambil bantuan.
Seorang pejabat militer Israel kemudian menyatakan bahwa pasukan melakukan tembakan peringatan untuk mencegah sejumlah tersangka mendekati posisi mereka sekitar 1 km dari lokasi GHF.
GHF pada Senin kembali membantah, menyebut laporan tersebut sebagai "misinformasi paling parah yang disebarkan ke media internasional". Mereka menegaskan tidak ada korban maupun insiden selama operasi mereka.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengecam media arus utama atas pelaporan yang "ceroboh dan tidak bertanggung jawab". Ia menyatakan rekaman drone dan kesaksian membuktikan tidak ada penembakan atau korban, dan bahwa sumber informasi "hanya berasal dari Hamas".
Berita Reuters
Warga Palestina melaporkan serangan terhadap masjid dan pemakaman di Deir al-Balah pada Senin.
Sementara itu, pejabat kesehatan dan media lokal menyatakan tiga warga Palestina tewas akibat tembakan Israel di dekat pusat GHF di Tal al-Sultan, Rafah.
Juru Bicara Palang Merah menyebut rumah sakit lapangan mereka menerima 50 korban luka, dua di antaranya tewas, sementara Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menerima satu jenazah lagi.
IDF menyatakan tembakan peringatan dilakukan terhadap sejumlah tersangka yang mendekati pasukan sekitar 1 km dari lokasi. Mereka mengaku sedang meninjau laporan korban jiwa.
Badan Pertahanan Sipil juga melaporkan 14 orang, termasuk enam anak dan tiga wanita, tewas dalam serangan Israel di Jabalia. Lebih dari 20 orang diduga tertimbun reruntuhan.
IDF tidak langsung memberikan komentar, namun menyatakan pesawat mereka menyerang puluhan target di Gaza, termasuk struktur militer organisasi teroris, terowongan bawah tanah, dan gudang senjata.
Israel memberlakukan blokade total di Gaza pada 2 Maret dan melanjutkan serangan militer dua minggu kemudian, mengakhiri gencatan senjata dua bulan dengan Hamas. Langkah ini disebut untuk mendesak pembebasan 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, setidaknya 20 di antaranya diperkirakan masih hidup.
Pada 19 Mei, Israel melancarkan ofensif besar-besaran yang menurut PM Benjamin Netanyahu akan menguasai seluruh wilayah Gaza. Sehari kemudian, mereka mengumumkan pelonggaran blokade sementara untuk mengizinkan masuknya bantuan pangan dasar.
Serangan Israel ke Gaza merupakan balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyatakan setidaknya 54.470 orang tewas sejak itu, termasuk 4.201 sejak ofensif Israel dilanjutkan.