Pasukan Militer Jerman Mulai Jatuhkan Makanan dan Obat-obatan ke Gaza dari Udara

Pesawat militer Jerman telah mulai menjatuhkan bantuan ke Jalur Gaza, kata Kementerian Pertahanan pada Jumat lalu, saat Berlin bergabung dalam upaya internasional untuk meringankan situasi kemanusiaan yang sangat buruk di wilayah Palestina yang terkepung itu.

Pesawat angkut tersebut menjatuhkan 34 palet berisi hampir 14 ton metrik makanan dan persediaan medis, menurut keterangan kementerian.

Pengiriman udara ini terjadi di tengah kemarahan atas kondisi Gaza yang semakin memburuk, di mana PBB telah memperingatkan bahwa wilayah itu berada di ambang kelaparan.

Namun, organisasi bantuan mengkritik upaya relief udara sebagai sebagian besar simbolis, dengan alasan bahwa metode ini tidak efisien dan tidak mampu memenuhi kebutuhan besar di lapangan.

Kanselir Friedrich Merz mengakui dampak terbatas dari kontribusi Jerman, menyebut pengiriman udara ini sebagai upaya “kecil” dibandingkan skala krisis. Namun, ia membela misi ini sebagai isyarat yang perlu.

“Ini adalah sinyal penting: Kami ada, kami berada di wilayah itu, kami membantu,” katanya awal pekan ini.

Israel telah membatasi pengiriman bantuan secara signifikan selama berbulan-bulan, hampir tidak memberikan akses kemanusiaan ke wilayah pesisir tersebut.

Menurut Israel, tujuannya adalah menekan organisasi ekstremis Palestina, Hamas, agar melepaskan sisa sandera yang diculik selama serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perang 21 bulan di Gaza.

Setelah kemarahan global yang meningkat atas kelaparan di Gaza, Israel mulai memperbanyak pengiriman bantuan darat sejak Minggu lalu dan mendukung negara-negara sekutu—termasuk Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA)—dalam melakukan pengiriman udara.

Jerman berpartisipasi dalam operasi ini dengan dua pesawat, yang dimuat di pangkalan militer di Yordania.

“Gaza saat ini sangat kekurangan makanan dan obat-obatan. Bagi banyak orang—termasuk banyak anak—ini adalah soal bertahan hidup,” kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius.

MEMBACA  Kantor Keuangan Amerika Serikat diretas: Apakah China dan Amerika Serikat meningkatkan perang cyber mereka? | Berita Kejahatan Siber

Angkatan Bersenjata Jerman juga pernah terlibat dalam penerbangan bantuan ke Gaza tahun lalu.

Pada Maret 2024, 316 ton bantuan kemanusiaan dijatuhkan di wilayah itu dalam 39 penerbangan. Misi tersebut kemudian ditangguhkan ketika rute pengiriman alternatif yang lebih efektif sementara tersedia.

Kekacauan distribusi bantuan

Para kritikus, termasuk organisasi bantuan internasional, terus mempertanyakan efektivitas pengiriman udara. Mereka berpendapat metode ini hanya menyampaikan jumlah terbatas kepada yang membutuhkan dibandingkan pengiriman darat. Di area padat seperti Gaza, palet yang jatuh juga bisa berisiko menyebabkan cedera atau kematian.

Berbeda dengan konvoi darat, bantuan udara sulit didistribusikan secara terkendali atau merata. Kelompok rentan mungkin kesulitan mengaksesnya.

Namun, kekacauan serupa semakin memengaruhi pengiriman truk juga.

Saksi dan organisasi bantuan melaporkan keputusasaan yang meningkat di antara penduduk, dengan kerumunan sering menjarah konvoi sebelum mencapai pusat distribusi.

Pengamat menyebut keruntuhan tatanan ini akibat hancurnya infrastruktur sipil selama perang dan blokade berkepanjangan, yang memperdalam krisis.

Israel baru-baru ini menerapkan “jeda taktis aktivitas militer” 10 jam sehari di beberapa area Gaza untuk memungkinkan lebih banyak bantuan mencapai warga, termasuk melalui konvoi.

Sebuah pesawat menjatuhkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari udara untuk kelima hari berturut-turut pada Kamis, dengan palet makanan diterjunkan ke wilayah pesisir yang dikepung ini di tengah krisis kelaparan yang mematikan. Abed Rahim Khatib/dpa