Pasukan Israel telah menewaskan puluhan warga Palestina dan melukai ratusan lainnya saat mereka berusaha mendapatkan bantuan di Gaza, menurut pejabat Palestina.
Para tentara menembaki kerumunan pada Selasa pagi saat mereka berkumpul di sepanjang jalan timur utama di kota selatan Khan Younis. Ini adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan sejak Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung Israel dan AS, memulai operasi distribusi makanan di wilayah tersebut tiga minggu lalu.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 51 warga sipil tewas. Namun, korban diperkirakan akan bertambah karena banyak yang terluka dalam kondisi kritis, menurut tenaga medis di Rumah Sakit Nasser, tempat para korban dirawat.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, menambahkan lebih dari 200 orang terluka meski laporan mengenai jumlah korban bervariasi.
“Drone Israel menembaki warga. Beberapa menit kemudian, tank Israel melepaskan beberapa peluru ke arah warga, mengakibatkan banyak syuhada dan luka-luka,” ujar juru bicara tersebut, menyebut kerumunan berkumpul dengan harapan mendapat tepung.
Israel tidak segera memberikan komentar atas insiden ini.
‘Hancur berantakan’
Para penyintas menggambarkan pemandangan mengerikan.
“Puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, tewas, dan tak ada yang bisa menolong atau menyelamatkan nyawa,” kata penyintas Saeed Abu Liba, 38, kepada Al Jazeera.
Yousef Nofal, yang menyebut peristiwa ini sebagai “pembantaian”, mengatakan ia melihat banyak orang terbaring tak bergerak dan berdarah di tanah. Para tentara terus menembaki orang-orang yang berlarian, katanya.
“Aku selamat secara ajaib,” ujar Mohammed Abu Qeshfa, yang menyebutkan tembakan berat dan serangan tank.
Koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, melaporkan dari Deir el-Balal di tengah Gaza, mengutip sumber medis di Rumah Sakit Nasser yang menyatakan banyak korban “tidak bisa diidentifikasi” karena “hancur berantakan” dalam serangan tersebut.
Insiden pada Selasa ini adalah yang terbaru dalam rangkaian pembunuhan di sekitar pusat distribusi makanan GHF.
Organisasi swasta ini mulai mendistribusikan bantuan pada akhir Mei setelah Israel sebagian mencabut blokade makanan dan barang penting lainnya yang berlangsung hampir tiga bulan, membahayakan 2,3 juta warga Gaza dari kelaparan.
PBB dan kelompok kemanusiaan besar lain menolak bekerja sama dengan GHF, menyatakan mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan di Gaza dan melanggar prinsip kemanusiaan dengan memberi Israel kendali atas akses bantuan.
Setelah penembakan sebelumnya, yang hampir terjadi setiap hari sejak pusat bantuan dibuka, militer menyatakan pasukannya melepaskan tembakan peringatan terhadap yang mereka sebut tersangka mendekati posisi mereka, meski tidak menyatakan apakah tembakan itu mengenai siapa pun.
Korban tewas lebih dari 50 orang menjadikan Selasa sebagai hari paling mematikan di sekitar lokasi GHF sejauh ini. Sebelumnya, rekor itu terjadi pada Senin, ketika 38 orang tewas, sebagian besar di wilayah Rafah selatan Khan Younis.
Laporan menunjukkan lebih dari 300 orang tewas dan 2.000 lebih terluka saat mencoba mengambil bantuan dari GHF.
Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Turk mengkritik Israel atas pembunuhan warga Palestina di dekat titik distribusi bantuan.
“Saya mendesak investigasi segera dan tidak memihak atas serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa menuju pusat distribusi makanan,” ujarnya pada Senin.