Pendebat televangel Kenya, Gilbert Deya, yang mengklaim bisa menciptakan kehamilan ajaib, tewas dalam kecelakaan lalu lintas.
Polisi menginformasikan ke media lokal bahwa Deya meninggal di tempat kejadian pada Selasa sore setelah kendaraannya terlibat tabrakan dengan bus universitas dan mobil lain di dekat kota Kisumu, Kenya barat.
Setidaknya 30 orang lainnya dilaporkan terluka, termasuk seorang yang diduga istrinya serta penumpang di mobilnya, dan 15 siswa dalam bus.
Deya, yang mengelola gereja di London, menjadi terkenal di awal 2000-an setelah mengklaim bisa membantu pasangan mandul mengandung anak “mukjizat” lewat doa.
Penyelidikan kemudian mengaitkan gerejanya dengan sindikat perdagangan anak, menyebabkan dia ditangkap dan diekstradisi dari Inggris delapan tahun lalu setelah perjuangan hukum selama satu dekade.
Dia dibebaskan dari tuntutan pada 2023 karena kurang bukti.
Gubernur Siaya, James Orengo, menyatakan “duka dan penyesalan mendalam” atas meninggalnya Uskup Gilbert Deya.
Dia mengonfirmasi kecelakaan “mengerikan” itu melibatkan kendaraan milik pemerintah daerah.
Foto yang beredar di internet menujukkan reruntuhan salah satu mobil yang hancur total.
Deya, mantan tukang batu yang menjadi penginjil, pindah dari Kenya ke London pertengahan 1990-an dan mendirikan Gilbert Deya Ministries—lembaga amal terdaftar dengan cabang di Inggris dan Afrika.
Dia dikenal dengan gaya khotbah karismatik dan mengklaim ditahbiskan sebagai uskup agung pada 1992.
Lembaganya kemudian diselidiki otoritas Inggris atas tuduhan penyalahgunaan dan pelanggaran hukum, termasuk menjual minyak zaitun yang diklaim palsu bisa menyembuhkan.
Mantan Menlu Inggris David Lammy pernah menyebutnya “penjual obat palsu modern yang menipu jemaatnya yang putus asa.”
Di gerejanya, perempuan-perempuan yang putus asa—ada yang sudah menopause—diyakinkan bisa hamil lewat doa.
Tapi bayi-bayi itu selalu “dilahirkan” di klinik ilegal di Nairobi. Penuntut menyebut bayi-bayi itu dicuri dari keluarga miskin.
Istri Deya, Mary, dipenjara pada 2011 karena mencuri bayi di rumah sakit rujukan Nairobi dan mengaku melahirkannya.
Saat ditanya BBC pada 2014 mengapa DNA anak “mukjizat” tak cocok dengan orangtuanya, Deya bilang itu “di luar akal manusia.”
“Itu bukan hal yang bisa kujelaskan. Mereka dari Tuhan, dan hal-hal Tuhan tak bisa dijelaskan manusia,” katanya.
Setelah bebas, Deya tetap bersikukuh tak bersalah dan melanjutkan dakwahnya hingga wafat di usia 72 tahun.