Negara Amerika Tengah dalam Ketegangan Usai Pemilu yang Dihantui Klaim Kecurangan dan Riwayat Hasil Pemilu yang Diperdebatkan.
Diterbitkan pada 8 Des 2025
Pejabat pemilihan umum Honduras telah merilis hasil penghitungan suara terbaru dari pemilu 30 November, setelah jeda tiga hari dalam proses rekapitulasi akibat berbagai tuduhan kecurangan dan ketidaksesuaian data.
Dengan 89 persen surat suara telah dihitung per Senin, kandidat konservatif Nasry Asfura unggul tipis dengan 40,21 persen, mengalahkan pesaing sentris Salvador Nasralla yang meraih 39,5 persen.
Rixi Moncada, kandidat sayap kiri dari partai pemerintah LIBRE, berada di posisi ketiga dengan 19,28 persen.
“Setelah melakukan tindakan teknis yang diperlukan (dengan audit eksternal), data kini sedang diperbarui dalam sistem hasil,” ungkap Ana Paola Hall, ketua Dewan Pemilihan Umum Nasional (CNE), dalam sebuah unggahan media sosial.
Tuduhan kecurangan telah mendominasi masa menjelang pemilu, dan pernyataan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memicu kontroversi.
Beberapa hari terakhir sebelum pemungutan suara, Trump memberi sinyal bahwa ia hanya dapat bekerja dengan Asfura. Pernyataan itu memicu kecaman dari kandidat lain yang menuduh pemimpin AS itu mencampuri pemilu.
Badan pemilu menyatakan sekitar 14 persen lembar rekapitulasi menunjukkan ketidaksesuaian dan akan ditinjau ulang. Hall menambahkan bahwa para kandidat harus “tetap waspada dan, jika diperlukan, mengajukan keberatan sesuai hukum.”
Pasca kudeta 2009, Honduras mengalami periode represif dan pemilu yang diperdebatkan, membuat banyak pihak meragukan legitimasi proses elektoral. Pasukan keamanan menewaskan setidaknya 16 orang saat menembaki demonstran setelah pemilu yang dipermasalahkan pada 2017, dengan total sekitar 30 korban tewas dalam protes di seluruh negeri.
Proses penghitungan suara yang berlarut-larut menguatkan kekhawatiran bahwa kerusuhan serupa dapat kembali terjadi.
Oposisi juga mengkritik preferensi Trump terhadap Asfura sebagai bentuk intervensi, mengingat ancamannya bahwa bantuan AS dapat ditarik jika Asfura tidak menang.
Trump sebelumnya menulis, “Jika dia [Asfura] tidak menang, Amerika Serikat tidak akan membuang-buang uang.”
Moncada, kandidat LIBRE, menyatakan tidak akan mengakui hasil pemilu yang berlangsung dalam kondisi “intervensi dan paksaan”. Nasralla juga menyebut bahwa campur tangan Trump mungkin telah mengurangi suaranya.
Tuduhan ketidakberesan tersebar luas, dengan anggota panel CNE dari kubu konservatif menuduh anggota perwakilan LIBRE melakukan “intimidasi”, sementara Nasralla menyatakan bahwa “para koruptor lah yang menghambat proses penghitungan.”
Kelompok hak asasi manusia dan organisasi masyarakat sipil menyerukan kesabaran dan transparansi.