Para penyelidik dan petugas bea cukai dari 23 negara telah menyita sekitar 38.000 benda budaya berharga dan menangkap 80 tersangka dalam perjuangan melawan pencurian properti budaya internasional, seperti yang dilaporkan oleh agen polisi Uni Eropa, Europol, pada hari Kamis.
Guardia Civil Spanyol mengkoordinasikan penyelidikan internasional tersebut. Artefak tersebut termasuk karya seni, koin, alat musik, lukisan, dan temuan arkeologi.
Europol, yang berbasis di Den Haag, mengatakan bahwa operasi tersebut adalah edisi kesembilan Operasi Pandora, yang menargetkan peredaran barang budaya. Operasi ini mulai dilakukan sejak tahun 2016.
Penyelidikan masih berlanjut, dan lebih banyak penangkapan bisa diharapkan, kata Europol.
“Otoritas juga menyita 69 detektor logam dan 23 alat yang umum digunakan untuk penggalian ilegal, yang menunjukkan ancaman yang persisten terhadap situs budaya,” kata Europol.
Carabinieri Italia telah menyita lebih dari 300 item, termasuk koin, fragmen logam dan keramik seperti ujung panah dan ujung tombak yang berasal dari periode Romawi dan Punic, kata Europol. Artefak tersebut ditawarkan untuk dijual secara online dan ditemukan di sebuah apartemen pribadi.
Guardia Civil berhasil mengembalikan 2.500 koin arkeologi, terutama Romawi, yang dicetak di kota Celtiberian Tamusia. Mereka ditemukan dengan menggunakan detektor logam dan dijual melalui platform media sosial.
Seorang penumpang yang terbang dari Palma de Mallorca ke Jerman ditemukan membawa 55 koin kuno dan sebatang cincin. Penyelidikan tersebut mengarah pada dakwaan untuk kejahatan merampok reruntuhan bawah air dan situs arkeologi lainnya.
Otoritas warisan budaya Yunani berhasil mengembalikan lima ikon Bizantium yang dicari oleh para penjahat untuk dijual seharga €70.000 ($79.000).
Dan otoritas bea cukai Ukraina menyita 87 barang budaya yang sedang ilegal dibawa keluar dari negara tersebut ke Polandia, Moldova, dan Rumania.