Nicolas Sarkozy Dinyatakan Bersalah dalam Konspirasi Kriminal: Fakta yang Terungkap

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dinyatakan bersalah atas dakwaan konspirasi kejahatan pada Kamis oleh Pengadilan Pidana Paris. Ia dituduh menerima pembayaran ilegal jutaan euro dari mendiang pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, antara tahun 2005 dan 2007.

Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara lima tahun kepadanya: ini merupakan kali pertama seorang mantan presiden Prancis mendapat hukuman penjara.

Rekomendasi Cerita

list of 4 items
end of list

Sarkozy, 70 tahun, dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan lain, termasuk pendanaan kampanye ilegal dan korupsi pasif.

Sarkozy selalu membantah semua tuduhan tersebut. Ia menklaim bahwa tuduhan terhadapnya dimotivasi secara politis oleh kalangan dalam Gaddafi sebagai balas dendam atas dukungannya terhadap pemberontakan anti-pemerintah di Libya pada 2011.

Berikut ini yang kami ketahui.

Siapa Nicolas Sarkozy?

Sarkozy adalah mantan presiden Prancis sayap kanan yang menjabat dari 2007 hingga 2012. Pada 2017, Sarkozy pensiun dari politik aktif.

Dari 2004 hingga 2007, ia merupakan ketua partai konservatif-liberal The Republicans, yang saat itu bernulai Union for a Popular Movement (UMP). Pada periode yang sama, ia juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri di pemerintahan Perdana Menteri Dominique de Villepin di bawah Presiden Jacques Chirac.

Ia memenangkan pemilihan presiden 2007 dengan 53 persen suara, mengalahkan Segolene Royal dari Partai Sosialis (PS).

Ia menikahi model dan penyanyi Carla Bruni pada 2008 setelah menjalin hubungan yang banyak dipublikasi media saat ia menjadi presiden.

Sejak masa jabatannya berakhir, Sarkozy tetap menjadi figur berpengaruh bagi kalangan kanan politik di Prancis. Namun, ia menghadapi segudang masalah hukum, termasuk beberapa persidangan terkait berbagai tuduhan korupsi dan dua kali vonis bersalah, serta dicabutnya penghargaan tertinggi Prancis, Legion of Honour, tahun ini.

Apa yang dituduhkan kepada Sarkozy?

Dalam persidangan terbarunya yang dimulai Januari tahun ini, jaksa penuntut Prancis menyatakan bahwa saat menjadi menteri dalam negeri, Sarkozy membuat kesepakatan korup untuk mendukung pemerintahan Gaddafi di panggung internasional sebagai imbalan atas pendanaan senilai jutaan euro untuk membantu biaya kampanye presidennya.

MEMBACA  Mengapa ETF SCHD Schwab adalah Pilihan yang Jelas bagi Investor yang Sadar Risiko

Kesepakatan tersebut diduga dilaksanakan melalui jaringan mata-mata Libya, seorang terpidana teroris, pedagang senjata, dan uang tunai jutaan euro yang dikirim ke Paris menggunakan koper.

Secara keseluruhan, dakwaan yang dihadapinya dalam persidangan ini, yang dilakukan setelah penyelidikan antikorupsi selama 10 tahun, adalah:

Menyembunyikan penggelapan dana publik.
Korupsi pasif.
Pendanaan kampanye ilegal.
Konspirasi kejahatan dengan tujuan melakukan kejahatan.

Selain Sarkozy, terdapat 11 terdakwa lainnya, termasuk mendiang pengusaha Prancis-Lebanon Ziad Takieddine; Claude Gueant, mantan ajudan dekat Sarkozy; Eric Woerth, mantan kepala pendanaan kampanye Sarkozy; dan Brice Hortefeux, seorang mantan menteri.

Takieddine melarikan diri ke Lebanon pada Juni 2020 setelah pengadilan Prancis menjatuhkan hukuman penjara lima tahun kepadanya dalam kasus korupsi terpisah. Ia meninggal dunia awal pekan ini, hanya dua hari sebelum vonis diucapkan.

Dari apa Sarkozy dinyatakan bersalah?

Pengadilan Paris memvonis Sarkozy bersalah atas konspirasi kejahatan antara 2005 dan 2007, tetapi membebaskannya dari dakwaan lainnya. Sarkozy memiliki kekebalan presiden terhadap penuntutan untuk tindakan setelah ia menjadi presiden pada 2007.

Hakim menyatakan tidak ada bukti bahwa Sarkozy membuat kesepakatan dengan Gaddafi atau bahwa dana yang dikirim dari Libya masuk ke kampanye Sarkozy, meskipun waktunya bersamaan dan jalur uangnya “sangat tidak transparan”.

Namun, hakim memvonisnya bersalah atas konspirasi kejahatan karena mengizinkan ajudan dekatnya untuk menghubungi individu-individu Libya dalam upaya mengamankan pendanaan kampanye.

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy meninggalkan pengadilan bersama istrinya, Carla Bruni-Sarkozy, setelah vonis dalam sidangnya atas tuduhan korupsi dan pendanaan kampanye ilegal yang terkait dengan dugaan pendanaan Libya untuk kampanye presidennya yang sukses pada 2007, di Paris, Prancis, pada 25 September 2025 [Stephanie Lecocq/Reuters]

MEMBACA  Runtuhnya Demokrasi di Negara-Negara Afrika yang Pernah Dikendalikan oleh Prancis

Bagaimana bukti terhadap Sarkozy terungkap?

Dugaan ini pertama kali terungkap pada 2011 ketika sebuah kantor berita Libya melaporkan bahwa pemerintahan Gaddafi memberikan pendanaan untuk kampanye pemilihan Sarkozy pada 2007.

Pada 2014, saluran berita France 24 melaporkan bahwa Gaddafi pernah berkata, “Sarkozy kurang waras… Berkat sayalah dia menjadi presiden… Kami memberinya dana yang memungkinkannya menang,” selama wawancara yang direkam dengan penyiar Prancis lain, France 3 TV.

Al Jazeera tidak dapat memverifikasi klaim ini.

Pada tahun yang sama, putra Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi, memberitahu Euronews bahwa pemerintahan Gaddafi memberikan dana kampanye kepada Sarkozy. Ia berkata: “Hal pertama yang kami minta dari badut ini adalah mengembalikan uangnya kepada rakyat Libya, tetapi dia mengecewakan kami.”

Pada 2012, Mediapart, sebuah outlet berita online Prancis, menerbitkan catatan yang diklaim dari dinas rahasia Libya dari Desember 2006. Catatan tersebut diduga menyebutkan kesepakatan Gaddafi untuk memberikan 50 juta euro (setara $52 juta pada nilai tukar saat ini) kepada Sarkozy untuk pendanaan kampanye. Sarkozy mengklaim dokumen tersebut palsu.

Pada 2016, pengusaha Prancis-Lebanon Ziad Takieddine, seorang rekan terdakwa yang dituduh sebagai “perantara” tetapi telah meninggal, memberitahu Mediapart bahwa ia mengantarkan 5 juta euro ($5,2 juta) dalam bentuk tunai dari Libya kepada Sarkozy dan mantan kepala stafnya. Namun, Takieddine menarik kembali pernyataan ini pada 2020, tahun ia melarikan diri ke Lebanon.

Bagaimana hubungan Sarkozy dengan Gaddafi?

Pada 2007, Sarkozy menyambut Gaddafi di Istana Elysee di Paris. Tetapi ketika protes pro-demokrasi meletus selama Arab Spring 2011, Sarkozy termasuk salah satu pemimpin Barat pertama yang mengadvokasi intervensi militer di Libya.

Gaddafi tewas oleh pasukan oposisi yang didukung NATO pada 2011, mengakhiri kekuasaannya selama empat dekade.

MEMBACA  Akankah Tarif Trump untuk India Menghentikan Pemasok Berlian Terbesar di Dunia? | Bisnis dan Ekonomi

Bagaimana reaksi Sarkozy terhadap vonis pekan ini?

Pada Kamis, Sarkozy kembali menegaskan bahwa ia tidak bersalah dan akan mengajukan banding atas hukuman penjara lima tahun tersebut, yang dapat langsung berlaku.

Hakim menyatakan bahwa Sarkozy hanya akan memiliki waktu singkat untuk menyelesaikan urusannya sebelum jaksa mengharuskannya melapor ke penjara, yang kemungkinan dalam waktu satu bulan.

“Jika mereka benar-benar ingin saya tidur di penjara, saya akan tidur di penjara, tetapi dengan kepala tegak,” kata Sarkozy kepada wartawan setelah putusan diumumkan.

Apa lagi yang dituduhkan kepada Sarkozy?

Pada Oktober 2023, jaksa penuntut Prancis mendakwa Sarkozy dengan tuduhan mempengaruhi saksi dalam kaitannya dengan kasus ini.

Istrinya, model dan penyanyi Carla Bruni, telah dijerat dakwaan atas tuduhan menyembunyikan barang bukti yang terkait kasus yang sama pada tahun berikutnya.

Sarkozy juga telah divonis dalam dua perkara hukum lainya. Pada Desember tahun lalu, pengadilan tertinggi Prancis, *Court of Cassation*, meneguhkan vonis tahun 2021 terhadap Sarkozy untuk kasus suap dan “jual-beli pengaruh”. Ia dihukum tahanan rumah selama satu tahun dan diperintahkan untuk mengenakan gelang elektronik selama periode tersebut. Alat tersebut kini telah dilepas. Sarkozy menyatakan akan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Kasus ini terungkap melalui sadapan telepon dalam penyelidikan pendanaan Libya.

Tahun lalu, sebuah pengadilan banding di Paris juga meneguhkan vonis bagi Sarkozy dalam kasus pendanaan kampanye lainnya terkait upaya pemilihannya kembali yang gagal pada 2012. Ia kalah dalam pemilihan presiden 2012 dari Francois Hollande dari Partai Sosialis (PS) dan diduga secara sadar melampaui batas belanja kampanye. Pengadilan memutuskan ia harus menjalani hukuman penjara selama enam bulan, dengan masa percobaan enam bulan tambahan. Sarkozy telah mengajukan banding atas putusan tersebut ke *Court of Cassation*.