Reuters
Pemakaman terus berlangsung pada Kamis untuk warga Palestina yang tewas akibat tembakan.
Setidaknya 12 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel saat menunggu bantuan di Gaza tengah, menurut penyelamat dan paramedis.
Laporan menyebut kelompok itu ditembak di dekat lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel pada Kamis.
GHF membantah adanya insiden di dekat lokasi mereka. Militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa “orang mencurigakan” mencoba mendekati pasukan di wilayah Netzarim, dan tentara melepaskan tembakan peringatan. Mereka menyatakan tidak mengetahui adanya korban luka.
Ini adalah insiden terbaru dari serangkaian penembakan harian di dekat lokasi bantuan di Gaza.
Ratusan warga Palestina tewas sejak akhir Mei, ketika GHF mengambil alih distribusi bantuan di Gaza dalam upaya Israel untuk mengabaikan PBB sebagai penyuplay utama.
Hampir semua korban di Gaza belakangan ini terkait insiden sekitar penyaluran bantuan, bukan serangan Israel ke target Hamas.
Kemenkes Gaza menyatakan pada Kamis bahwa sejak tengah malam, 12 orang tewas saat mencari bantuan, tanpa rincian lebih lanjut.
Badan pertahanan sipil Gaza—layanan darurat utama—mengatakan kepada AFP bahwa sekelompok orang tewas akibat tembakan Israel di dekat koridor Netzarim, tempat ribuan orang berkumpul setiap hari mencari bantuan.
Pejabat pertahanan sipil Mohammad al-Mughayyir menyatakan 15 tewas dan 60 luka dalam insiden ini. Israel tidak mengizinkan organisasi berita internasional, termasuk BBC, masuk ke Gaza, menyulitkan verifikasi data.
AFP mewawancarai saksi Basham Abu Shaar, yang mengatakan ribuan orang berkumpul semalaman di lokasi distribusi GHF, dan pasukan Israel menembak sekitar pukul 01:00 (22:00 GMT).
Dia menyebut kerumunan membuat mustahil melarikan diri, menambahkan: “Kami tidak bisa menolong mereka atau bahkan menyelamatkan diri.”
Namun, GHF membantah: “Tidak ada insiden di dekat lokasi kami hari ini.”
“Ini lagi-lagi contoh laporan palsu dan menyesatkan dari Kemenkes Gaza.”
BBC telah menghubungi IDF untuk tanggapan.
Menurut Reuters, militer Israel menyatakan orang-orang mendekati pasukan mereka dengan cara mengancam.
Dalam pernyataan Telegram, Hamas menyerukan agar PBB menjadi satu-satunya penyalur bantuan di Gaza.
PBB dan kelompok bantuan lain menolak bekerja sama dengan sistem GHF. PBB menyebut sistem ini melanggar prinsip netralitas, ketidakberpihakan, dan kemandirian.
Mereka juga memperingatkan bahwa Gaza menghadapi kelaparan parah setelah blokade total Israel selama 11 minggu yang baru sedikit dilonggarkan sebulan lalu.
AS dan Israel menyatakan sistem GHF mencegah bantuan dicuri Hamas, yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Terpisah pada Kamis, tim pertahanan sipil menemukan puluhan mayat di berbagai wilayah Gaza setelah laporan serangan artileri Israel.
Tujuh orang tewas saat tenda pengungsian warga di kamp Jabalia, Gaza utara, terkena serangan.
Saksi dan kerabat korban mengatakan kepada BBC bahwa yang tewas adalah pasangan dan 5 anak mereka dari keluarga Asaliya.
Militer Israel melancarkan kampanye di Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 disandera.
Setidaknya 55.637 orang telah tewas di Gaza sejak itu, menurut Kemenkes Gaza yang dikelola Hamas.