Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul melanjutkan kunjungannya di Timur Tengah pada Sabtu meskipun konflik memanas antara Israel dan Iran, tiba di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dengan itinerary yang diubah secara mendadak.
Wadephul, yang menjabat bulan lalu di bawah pemerintahan koalisi Kanselir Friedrich Merz, bertemu dengan rekannya dari Arab Saudi, Faisal bin Farhan, di Riyadh.
Stabilitas di Timur Tengah pasca serangan Israel ke wilayah Iran dan serangan balasan Teheran diperkirakan mendominasi pembicaraan, bersama dengan perang Gaza.
Negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Oman dengan keras mengecam serangan Israel, dengan Riyadh menyebutnya sebagai pelanggaran jelas terhadap hukum internasional. Oman mengatakan serangan itu mencerminkan “eskalasi yang berbahaya dan ceroboh.”
Awalnya, Wadephul rencananya akan berpindah dari Mesir ke Lebanon dan mencapai ibu kota Suriah, Damaskus, pada Sabtu. Kunjungan ke Yordania dan Israel pada Minggu juga masuk dalam agenda.
Namun, seiring perkembangan di Timur Tengah yang semakin tidak terprediksi, menteri tersebut membatalkan kunjungannya ke Beirut, Damaskus, Amman, dan Yerusalem.
Sebagai gantinya, Wadephul berencana melanjutkan perjalanan ke Qatar pada Sabtu malam untuk bertemu dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Qatar dianggap sebagai mediator penting antara Israel dan milisi Islam Hamas dalam perang Gaza.
Johann Wadephul, Menteri Luar Negeri Jerman, berbicara dalam konferensi pers di kediaman duta besar Jerman di Riyadh. Hannes P. Albert/dpa