Noboa terus melawan kontroversi tentang batas kekuasaannya sampai akhir kampanye terbarunya.
Konstitusi Ekuador mengharuskan pejabat publik mengambil cuti untuk mencalonkan diri kembali.
Tapi Noboa malah menandatangani dua dekrit eksekutif untuk menghindari transfer kekuasaan ke wakil presidennya, Veronica Abad, yang berseteru dengannya. Baru minggu ini, Mahkamah Konstitusi Ekuador menyatakan keduanya tidak konstitusional.
Setelah putusan itu, Konfederasi Organisasi Pribumi Nasional Ekuador (CONAIE), koalisi hak-hak pribumi yang kuat, mengecam Noboa karena memperlakukan kepresidenan seperti “hacienda pribadi”.
“Tidak ada manuver otoriter yang dapat menyembunyikan kebenaran: pemerintahan Noboa penuh dengan ketidakberesan, penyalahgunaan, dan sikap meremehkan demokrasi,” tulis CONAIE dalam sebuah pernyataan.
“Kami tidak pernah mempercayai pemerintahan ini,” kata presiden sementara CONAIE, Zenaida Yasacama, kepada Al Jazeera. “Sebagai seorang wanita, perlakuan terhadap wakil presidennya menyakitkan bagi saya.”
Zenaida Yasacama, presiden sementara CONAIE, sebuah organisasi Pribumi, menyatakan kekhawatiran tentang pemerintahan Daniel Noboa [Mie Hoejris Dahl/Al Jazeera]
Meskipun begitu, Noboa berkampanye untuk masa jabatan kedua, penuh berdasarkan pada janji untuk menyatakan perang terhadap “politik lama” Ekuador.
Di iklan, Noboa berdiri dalam kaos putih di latar belakang ungu, disamping slogan untuk “satu putaran” — sebuah ajakan kepada pemilih agar kemenangan Minggu ini sedemikian besar, tidak diperlukan pemilihan putaran kedua.
Ini adalah tampilan yang ditujukan dengan informal, yang dirancang untuk menarik generasi muda Ekuador. Garcia Nice menjelaskan bahwa pemilih muda sangat menyukai Noboa. Beberapa bahkan membawa patung karton dari pemimpin tersebut.
Dalam sebuah negara di mana usia pemilih rata-rata adalah 28 tahun dan remaja berusia 16 tahun memenuhi syarat untuk memilih, demografi itu bisa memberikan keuntungan signifikan di tempat pemungutan suara.
Namun, karisma Noboa sebagai pemimpin muda hanya akan membawanya sampai di situ, kata Hurtado.
Jika dia berhasil memenangkan masa jabatan penuh empat tahun tahun ini, dia tidak akan lagi menikmati keuntungan dari keraguan yang datang dengan menjadi pendatang baru relatif dalam politik.
“Jika dia tidak berhasil menyelesaikan tantangan besar negara, popularitasnya akan menurun,” kata Hurtado.