video baru dimuat: Keluarga Melarikan Diri dari Rafah, Beberapa Hari Sebelum Serangan Israel
transkrip
Kembali
transkrip
Keluarga Melarikan Diri dari Rafah, Beberapa Hari Sebelum Serangan Israel
Anwar Ghilan, seorang guru bahasa Inggris dari Gaza, membuat keputusan sulit untuk menyeberang ke Mesir, meninggalkan beberapa anggota keluarga di belakang. New York Times pertama kali berbicara dengan Pak Ghilan pada bulan Maret, ketika dia dan keluarganya tinggal di tenda di Rafah setelah terusir karena perang.
Kami menuju ke perbatasan Rafah. Rasanya campuran antara rasa takut dan kecemasan — kebahagiaan pada saat yang sama. Diperlukan biaya pendaftaran tinggi untuk bisa keluar dari Rafah ke Mesir. Dan kami tidak memiliki jumlah uang tersebut untuk bisa membawa keluarga yang lain keluar. Saya punya pertarungan batin antara, tinggal di sini bersama keluarga saya atau melindungi istri dan anak saya. Itu adalah keputusan yang sangat sulit. Ketika saya meninggalkan Rafah, kondisinya di tanah sangat buruk. Limbah di jalanan. Orang hidup di tenda. Orang-orang tersebar di seluruh Rafah mencari makanan. Saat ini saya tinggal di tempat di New Cairo. Saya merasa bersalah karena sekarang saya tinggal, di apartemen yang bagus dan makan makanan yang enak, sementara anggota keluarga lainnya menderita. Mereka tidak punya makanan. Mereka tidak memiliki kondisi hidup yang layak bagi manusia. Dan ketika saya melihat video dari saudara saya, saat dia mengisi air dari sebuah masjid dan mencoba membawanya pulang untuk diletakkan di rumah, itu benar-benar membuat hati terluka. Yang membuatnya lebih buruk, sebenarnya, adalah bahwa tidak ada yang bisa Anda lakukan karena perbatasan Rafah sekarang ditutup. Saya masih berharap bahwa perbatasan Rafah akan dibuka sekali lagi, sehingga keluarga kami bisa meninggalkan Gaza dan aman dari sana, untuk bisa melihat mereka sekali lagi.
Episode terbaru dalam Perang Israel-Hamas
Tampilkan lebih banyak video dari Perang Israel-Hamas”