Para senator AS berhasil mencapai kesepakatan sementara untuk mengakhiri shutdown pemerintah, memicu harapan akan berakhirnya kebuntuan yang telah berlangsung selama enam pekan.
Maskapai-maskapai penerbangan di Amerika Serikat telah membatalkan lebih dari 3.300 penerbangan menyusul peringatan dari seorang pejabat tinggi transportasi bahwa perjalanan udara berpotensi “melambat hingga tersendat-sendat” akibat shutdown pemerintah yang berkepanjangan.
Pembatalan pada hari Minggu tersebut terjadi bersamaan dengan dicapainya kesepakatan sementara oleh Partai Republik dan Demokrat untuk mengakhiri shutdown, setelah kebuntuan terkait pengesahan RUU anggaran memasuki hari ke-40.
Artikel Rekomendasi
Gangguan perjalanan telah semakin meningkat sejak Federal Aviation Administration (FAA) pekan lalu memerintahkan pengurangan lalu lintas udara, seiring laporan mengenai pengawas lalu lintas udara yang menunjukkan kelelahan dan menolak untuk masuk kerja.
Sekitar 13.000 pengawas lalu lintas udara, yang dianggap sebagai pegawai “esensial” menurut aturan pemerintah AS, terpaksa bekerja tanpa dibayar sejak dimulainya shutdown pada tanggal 1 Oktober.
Berdasarkan data dari situs pelacak penerbangan FlightAware, total 3.304 penerbangan AS dibatalkan dan lebih dari 10.000 penerbangan mengalami penundaan pada hari Minggu.
Lebih dari 1.500 penerbangan dibatalkan pada hari Sabtu, menyusul pembatalan sekitar 1.000 penerbangan pada hari Jumat.
Sebagai bagian dari pengurangan lalu lintas udara bertahap yang diterapkan FAA, maskapai penerbangan diperintahkan untuk mengurangi penerbangan domestik sebesar 4 persen mulai Jumat pukul 06.00 Waktu Standar Timur (11:00 GMT).
Penerbangan dijadwalkan akan dikurangi sebesar 6 persen mulai Senin, 8 persen pada Kamis, dan 10 persen pada Jumat.
Dalam wawancara dengan media pada hari Minggu, Menteri Perhubungan AS Sean Duffy memperingatkan bahwa perjalanan udara berpotensi terhenti menjelang liburan Thanksgiving pada tanggal 27 November.
“Seiring mendekatnya masa perjalanan Thanksgiving, saya rasa yang akan terjadi adalah perjalanan udara akan melambat hingga tersendat, karena semua orang ingin bepergian untuk mengunjungi keluarga mereka,” ujar Duffy kepada Fox News.
“Keadaannya tidak akan membaik,” tambah Duffy. “Justru akan memburuk hingga para pengawas lalu lintas udara ini dibayar.”
Masa sekitar Thanksgiving merupakan salah satu periode tersibuk untuk perjalanan dalam kalender AS.
Diperkirakan 80 juta warga Amerika melakukan perjalanan selama periode Thanksgiving pada tahun 2024, dengan bandara-bandara memeriksa rekor 3,09 juta penumpang hanya pada hari Minggu setelah liburan tersebut.
Seiring meningkatnya kekhawatiran akan kekacauan perjalanan pada hari Minggu, para senator AS menyatakan mereka telah mencapai kompromi untuk mengembalikan pendanaan operasi pemerintah hingga akhir Januari.
Senat pada Minggu malam memulai pemungutan suara prosedural untuk mengajukan paket tersebut setelah beberapa Demokrat moderat menyatakan akan bergabung dengan Republik untuk mendukung dilanjutkannya pendanaan pemerintah.
Rencana pendanaan masih perlu disetujui oleh Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS, kemudian ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden AS Donald Trump, untuk mengakhiri shutdown.
Selain itu, belum jelas apakah gangguan perjalanan dapat berlanjut setelah pemerintah beroperasi kembali.
FAA menyatakan pekan lalu bahwa keputusan untuk mencabut pengurangan penerbangannya akan “mengacu pada data keselamatan”.
Al Jazeera telah menghubungi FAA untuk meminta komentar.
Richard Aboulafia, managing director di konsultan AeroDynamic Advisory, menyatakan bahwa jika pengawas lalu lintas udara mangkir kerja karena masalah gaji, gangguan seharusnya cepat mereda setelah shutdown berakhir.
Namun Aboulafia juga menyatakan bahwa ia dan lainnya menduga pembatasan penerbangan tersebut merupakan “pelambatan sewenang-wenang yang dirancang untuk memberikan tekanan politik”.
“Keputusan untuk membatasi kapasitas dapat dipahami jika fakta dan datanya mendukung,” kata Aboulafia kepada Al Jazeera.
“Menteri Duffy mengatakan data memang mendukungnya, tetapi ia tidak membagikan data tersebut sama sekali. Wajar jika orang-orang curiga, terlebih melihat ciut lainnya yang tidak perlu dari pemerintahan ini.”