Mantan Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner Dijatuhi Tahanan Rumah | Berita Pengadilan

Pengunjuk Rasa Mengecam Penahanan Pemimpin dan Larangan Jabatan Publik Sebagai Balas Dendam Politik

Sebuah pengadilan federal di Argentina telah mengizinkan mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner menjalani tahanan rumah untuk menjalani hukuman enam tahunnya atas tuduhan korupsi.

Pada Selasa (18/6), pengadilan memutuskan bahwa usia Fernández yang 72 tahun dan statusnya sebagai figur politik menjadikan tahanan rumah sebagai opsi yang wajar. Tiga tahun lalu, pada 2022, pemimpin sayap kiri populer ini nyaris menjadi korban percobaan pembunuhan saat seorang penyerang mengarahkan pistol ke kepalanya. Pengadilan menyoroti risiko tersebut, menyatakan keamanan Fernández "akan jadi rumit dalam situasi penjara yang bercampur dengan berbagai narapidana."

Di Argentina, tahanan rumah untuk lansia bukanlah hal yang aneh. Pengadilan memerintahkan mantan presiden ini segera memulai tahanan rumah dengan pemantauan elektronik. Ia akan menjalani hukumannya di apartemennya di Buenos Aires, yang ia tinggali bersama putri dan cucunya.

Fernández, menurut pengadilan, "harus tetap di alamat terdaftar dan tidak boleh melanggarnya kecuali dalam situasi darurat." Semua tamu yang berkunjung—selain staf rumah tangga, tenaga medis, dan orang-orang yang disetujui—harus melalui pemeriksaan pengadilan.

Dukungan dan Kontroversi

Penahanan ini menyusul putusan Mahkamah Agung Argentina pekan lalu yang menegaskan hukuman Fernández dan melarangnya mencalonkan diri untuk jabatan publik selamanya. Pada 2022, ia dinyatakan bersalah menggunakan proyek-proyek pemerintah, termasuk pembangunan jalan, untuk memberikan kontrak menguntungkan kepada kawan dekat keluarganya, Lázaro Báez. Jaksa menyebut nilai kontrak tersebut 20% lebih tinggi dari normal—selisih yang bisa mencapai jutaan dolar.

Skandal lain, termasuk tuduhan suap dan pencucian uang, terus membayangi karier politiknya. Beberapa kasus masih ditangani sistem peradilan Argentina. Namun, Fernández menolak semua tudingan sebagai serangan politik. Sebelum larangan pencalonan, ia sempat bersiap maju dalam pemilu legislatif tahun ini.

MEMBACA  Tentara Israel mengatakan 'kemungkinan besar' serangan mereka membunuh tiga tawanan Gaza | Berita Konflik Israel-Palestina

Fernández memimpin Argentina dari 2007 hingga 2015, menggantikan almarhum suaminya, Néstor Kirchner. Pada 2019, ia kembali ke pemerintahan sebagai wakil presiden mendampingi Alberto Fernández—tanpa hubungan keluarga. Keduanya dikritik keras atas kebijakan ekonomi, termasuk pencetakan uang berlebihan yang melemahkan peso.

Namun, di kalangan kelas pekerja, Fernández tetap populer berkat program sosialnya untuk mengurangi kemiskinan. Sejak 2024, ia memimpin Partai Justisialis, oposisi utama terhadap pemerintahan Presiden Javier Milei yang libertarian.

Menyikapi penahanan Fernández, pendukungnya membanjiri jalanan Buenos Aires sepekan terakhir, mengecam larangan jabatan seumur hidup sebagai balas dendam politik.

(Foto: Pendukung mantan Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner berkumpul di dekat rumahnya pada 17 Juni 2025 [Natacha Pisarenko/AP Photo])