Pria yang dituduh bertanggung jawab atas penahanan jurnalis Amerika Austin Tice yang hilang mengklaim bahwa mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad memerintahkan eksekusinya, menurut sumber keamanan yang berbicara kepada BBC.
Mayor Jenderal Bassam Al Hassan adalah mantan komandan Garda Republik yang termasuk dalam lingkaran dalam Presiden Assad. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Pasukan Pertahanan Nasional (NDF), kelompok paramiliter yang menurut investigasi BBC bertanggung jawab atas penahanan Tice setelah penculikannya pada 2012.
Temuan ini terungkap sebagai bagian dari podcast mendatang BBC Radio 4 tentang hilangnya Austin Tice. Jurnalis Amerika itu menghilang di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, pada Agustus 2012, beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke-31. Saat itu, ia bekerja sebagai jurnalis lepas dan sedang meninggalkan Suriah ketika diculik.
Rezim yang telah tumbang terus-menerus menyangkal mengetahui keberadaannya—investigasi BBC membuktikan klaim itu salah dan bahwa Tice ditahan di Damaskus. Al Hassan, yang dikenai sanksi oleh Inggris, UE, Kanada, dan AS, mengawasi fasilitas tempat Tice ditahan.
Awal tahun ini, ia dikatakan telah bertemu dengan penegak hukum AS setidaknya tiga kali di Lebanon. Sumber menyebutkan bahwa setidaknya satu pertemuan tersebut terjadi di kompleks kedubes AS. Dalam percakapan ini, ia dilaporkan mengatakan kepada penyelidik FBI dan CIA bahwa mantan Presiden Assad memerintahkan eksekusi Tice.
Sumber yang mengetahui percakapan itu mengatakan kepada BBC bahwa Al Hassan mengaku sempat mencoba membujuk Assad untuk tidak membunuh Tice, tetapi akhirnya ia menyampaikan perintah tersebut dan eksekusi dilaksanakan. Al Hassan juga dikatakan telah memberikan lokasi potensial jenazah Tice. Upaya untuk memverifikasi klaimnya masih berlangsung.
Sumber intelijen Barat meragukan klaim bahwa Assad secara langsung memberi perintah pembunuhan, karena ia dikenal memiliki cara untuk menjaga jarak dari tindakan semacam itu.
BBC menemani ibu Tice, Debra, ke Beirut menjelang peringatan ke-13 hilangnya putranya. Setelah mengetahui bahwa Al Hassan berbicara dengan pejabat AS, Debra berusaha bertemu dengannys secara langsung tetapi gagal. Ia berkata, “Saya hanya ingin berbicara dengannya sebagai seorang ibu dan menanyakan tentang anak saya.”
Debra menduga Al Hassan “memberi cerita yang ingin didengar FBI” untuk menutup kasus ini. Namun, ia tetap yakin putranya masih hidup dan suatu hari akan bebas.
Mantan anggota NDF yang mengetahui detensi Tice mengatakan bahwa nilai Tice dipahami dan ia bisa menjadi “kartu” dalam negosiasi diplomatik dengan AS.
Bassam Al Hassan dulunya adalah salah satu penasihat paling dipercaya Assad. Setelah rezim Suriah runtuh pada Desember lalu, ia melarikan diri ke Iran. Sumber dekatnya mengatakan ia kemudian dipanggil ke Lebanon untuk bertemu pejabat AS dengan jaminan tidak akan ditahan.
Selama bertahun-tahun, para presiden AS menyatakan bahwa Tice—mantan kapten Marinir yang bertugas di Irak dan Afghanistan serta mahasiswa hukum di Universitas Georgetown—masih hidup. Pada Desember 2024, Presiden Joe Biden mengatakan, “Kami percaya ia masih hidup,” meski belum ada bukti langsung.