Mantan Anggota Pink Floyd Roger Waters Hadapi Kemungkinan Tuntutan Hukum Setelah Mendukung Aksi Palestina yang Dilarang

Roger Waters Bisa Diproseskusi Usai Dukung Organisasi Teroris Palestina

Mantan penulis lagu Pink Floyd, Roger Waters, berpotensi menghadapi tuntutan hukum setelah menyatakan dukungannya terhadap Palestine Action, organisasi teroris yang telah dilarang oleh Parlemen Inggris.

Waters mengunggah video di X pada Sabtu lalu, di mana ia memuji Palestine Action sebagai "organisasi hebat," sekaligus memberi apresiasi kepada Bob Vylan, yang memimpin massa di Glastonbury Festival dengan yel-yel, "Mati, mati untuk IDF."

Dalam videonya, Waters mengaku sedang berada di studionya dan menulis di kardus cokelat menggunakan spidol Sharpie. Ia kemudian mengalihkan kamera dari wajahnya ke kardus tersebut.

Di kardus itu tertulis, "Roger Waters mendukung Palestine Action, 5 Juli 2025. Parlemen telah dikorupsi oleh agen kekuatan asing genosida. Berdirilah dan dihitung. Sekaranglah waktunya. Aku adalah Spartacus."

Waters melanjutkan, "Ini Hari Kemerdekaan, 5 Juli 2025. Aku mendeklarasikan kemerdekaan dari pemerintah Inggris, yang baru saja menetapkan Palestine Action sebagai organisasi teroris."

Ia menyatakan dukungannya pada Palestine Action, menyebut mereka "organisasi non-kekerasan" dan "sama sekali bukan teroris." "Mereka adalah organisasi protes yang menentang keberadaan Elbit Systems di Inggris, produsen senjata Israel," jelasnya.

Waters juga memberi dukungan kepada Bob Vylan, duo punk-rap yang memimpin yel-yel anti-Israel di Glastonbury. "Kita harus mendukung saudara-saudari kita di Palestina, apapun yang terjadi," ujarnya.

Minggu lalu, pemerintah Inggris melarang Palestine Action di bawah undang-undang anti-terorisme setelah aktivisnya menerobos pangkalan Royal Air Force dan merusak dua pesawat sebagai protes atas dukungan Inggris terhadap Israel.

Menurut hukum Inggris, mendukung atau memuji kelompok terlarang dapat dikenai hukuman penjara hingga 14 tahun atau denda. Saat ini, ada 81 kelompok teroris yang masuk daftar larangan, termasuk Al-Qaeda, ISIS, dan Hamas.

MEMBACA  2 Saham Terpinggirkan yang Layak Dipertimbangkan Kembali dan 1 yang Tengah Menghadapi Tantangan

Menteri Negara Parlemen, Sir David Hanson, menyatakan bahwa Palestine Action merilis "panduan rahasia" yang mengajarkan cara beroperasi secara diam-diam dan menghindari penangkapan.

Campaign Against Antisemitism mengkritik Waters, menyebut dukungannya sebagai "pelanggaran hukum" dan menuntut tindakan polisi. "Jika mereka tidak bertindak, kami yang akan melakukannya," tegas juru bicara mereka.

Laporan asli: Fox News