Mahkamah Agung Brasil dievakuasi setelah ledakan di ibu kota

Mahkamah Agung Brazil telah dievakuasi dan seorang pria ditemukan meninggal setelah dua ledakan terdengar di luar gedung pada Rabu malam. Ledakan tersebut mengenai pusat ibu kota Brazil – di mana Mahkamah Agung, parlemen, dan istana presiden semuanya berlokasi. Seorang juru bicara polisi federal mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa seorang mayat ditemukan di depan pengadilan. Belum jelas bagaimana pria tersebut terkait dengan ledakan. Jaksa Agung negara, Jorge Messias, mengutuk apa yang dia sebut sebagai serangan yang disengaja dan bersumpah untuk melakukan penyelidikan penuh terhadap ledakan tersebut. “Saya sangat mengutuk serangan terhadap Mahkamah Agung dan DPR,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting ke X. “Kita harus mengetahui motivasi di balik serangan, dan untuk mendirikan kembali perdamaian dan keamanan secepat mungkin.” Gambar-gambar yang dibawa oleh agensi berita menunjukkan pria yang meninggal terbaring di area di luar pengadilan, ketika petugas memagari area tersebut. Juru bicara polisi memberitahu AFP bahwa mereka bisa “mengkonfirmasi bahwa ada mayat di depan Mahkamah Agung”, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Wakil Gubernur Brasilia, Celina Leao, mengatakan kepada wartawan bahwa ledakan terjadi setelah pria tersebut mendekati pintu masuk pengadilan dan gagal mendapatkan akses. Sebelumnya, Mahkamah Agung mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gedung tersebut dievakuasi sebagai “tindakan pencegahan” setelah ledakan terdengar. Hakim-hakim baru saja selesai mendengarkan sesi pleno dan dievakuasi dengan cepat dengan aman, tambahnya. Pengadilan ini terletak di Plaza de los Tres Poderes, di seberang alun-alun dari istana presiden. Media lokal melaporkan bahwa Presiden Luiz InĂ¡cio Lula da Silva telah meninggalkan area tersebut sebentar sebelum ledakan. Ledakan itu terjadi seminggu sebelum Presiden Tiongkok Xi Jinping dijadwalkan mengunjungi ibu kota, setelah melakukan perjalanan ke pertemuan G20 di Rio de Janeiro. Tahun lalu, alun-alun itu menjadi tempat kerusuhan massal, setelah pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro merusak bangunan-bangunan dalam upaya mencegah kekalahan pemilihan presiden oleh Presiden Lula.

MEMBACA  Awak meninggalkan kapal kargo berbendera Inggris setelah serangan Houthi di lepas pantai Yaman