Mahasiswa Kedokteran Korea Selatan Akhiri Boikot Kelas Selama 17 Bulan

Ribuan mahasiswa kedokteran Korea Selatan bersiap kembali ke kelas setelah boikot selama 17 bulan, demikian diumumkan oleh Asosiasi Medis Korea.

Dokter-dokter pelatihan sempat mogok untuk menentang rencana pemerintah menambah kuota penerimaan mahasiswa kedokteran, dengan alasan hal itu akan menurunkan kualitas pendidikan yang mereka terima.

Asosiasi belum memberikan timeline pasti untuk kembalinya mereka, tetapi kelompok tersebut mendesak pemerintah memulihkan kalender akademik dan memperbaiki kondisi pelatihan.

Perdana Menteri Kim Min-Seok menyambut baik berakhirnya boikot ini, menyebutnya sebagai “langkah besar ke depan”.

“Sudah saatnya kita melihat lebih dalam ke bidang medis, Kongres, dan pemerintah agar warga bisa membantu menyelesaikan masalah,” tulisnya dalam pernyataan di Facebook.

Asosiasi Medis Korea menyatakan, “kami akan menaruh kepercayaan pada pemerintah dan parlemen serta berkomitmen kembali ke kampus demi menormalkan pendidikan kedokteran dan sistem kesehatan,” dalam pernyataan bersama dengan komite pendidikan parlemen dan kelompok lobi lainnya.

Pemerintah semula ingin menaikkan penerimaan tahunan mahasiswa kedokteran dari sekitar 3.000 menjadi sekitar 5.000, dengan alasan kebutuhan staf medis yang lebih banyak.

Rencana itu akhirnya dibatalkan pada Maret 2025.

Menurut Kementerian Pendidikan, Yonhap melaporkan bahwa 8.305 mahasiswa akan terkena retensi nilai, mengharuskan mereka mengulang tahun akademik yang sama.

MEMBACA  Setidaknya 18 tewas saat kebakaran hutan 'belum pernah terjadi sebelumnya' melanda seluruh Korea Selatan | Berita Lingkungan