Lima Pemain Hoki Es Dinyatakan Tidak Bersalah dalam Kasus Pelecehan Seksual di Kanada

Lima pemain hoki es Kanada yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita dinyatakan tidak bersalah oleh hakim Ontario pada Kamis.

Di ruang sidang yang penuh sesak, Hakim Maria Carroccia memeriksa kesaksian dan bukti dari persidangan selama delapan minggu yang banyak mendapat sorotan selama beberapa jam, sebelum menyatakan para terdakwa tidak bersalah.

Mantan pemain tim junior hoki dunia Kanada ini dituduh menyerang wanita bernama EM di sebuah kamar hotel pada 2018 di London, Ontario, tempat mereka menghadiri acara gala Hockey Canada.

Hakim Carroccia menyatakan bahwa ia tidak menemukan bukti EM "kredibel atau andal." Ia menambahkan bahwa "jaksa tidak dapat memenuhi beban pembuktian untuk semua tuduhan di hadapanku."

Isu utama persidangan adalah apakah EM, yang berusia 20 tahun saat itu, memberikan persetujuan untuk setiap tindakan seksual di kamar itu malam itu.

Pengacara para pemain berargumen bahwa EM-lah yang meminta mereka berhubungan seks dan mereka yakin ia memberikan persetujuan.

Michael McLeod, Dillon Dubé, Cal Foote, Alex Formenton, dan Carter Hart semuanya bermain di National Hockey League (NHL) ketika tuduhan ini muncul, meski salah satunya sedang bermain di Eropa. Hanya Hart yang memberikan kesaksian untuk pembelaan diri.

Persidangan ini menarik perhatian besar di Kanada, hingga begitu banyak orang hadir di pengadilan untuk mendengar putusan pada Kamis sehingga petugas harus membuka dua ruang tambahan.

Dalam putusannya, Hakim Carroccia menunjuk ketidakkonsistenan dalam kesaksian EM, termasuk soal siapa yang membeli minuman malam itu, dan menyatakan bahwa pernyataan EM mencerminkan "ingatan yang tidak pasti" yang tidak sesuai dengan bukti di persidangan.

Ada perbedaan antara apa yang wanita itu sampaikan ke penyidik polisi dan pihak Hockey Canada, yang menyelesaikan gugatan senilai C$3,5 juta dengan jumlah tak diungkap pada 2022, kata hakim.

MEMBACA  Saat Tarif Trump Mengancam, Industri Solar Asia Tenggara Hadapi Kehancuran

Dua video dari kejadian itu ditampilkan di persidangan, di mana EM terlihat memberikan persetujuan. Video pertama direkam tanpa sepengetahuannya.

Meski menurut hukum Kanada, video itu tidak membuktikan persetujuan, hakim menyatakan bahwa EM terlihat "berbicara normal, tersenyum," dan "tidak terlihat tertekan." Hal ini melemahkan argumen jaksa bahwa EM tidak meninggalkan ruangan karena takut.

Belum jelas apakah jaksa akan mengajukan banding. Jaksa Meaghan Cunningham mengatakan mereka akan meninjau kembali putusan ini. Ia juga menyatakan menerima "puluhan pesan dari orang di seluruh Kanada dan luar negeri" yang memberikan dukungan untuk EM.

"Keberhasilan penuntutan tidak hanya diukur dari vonis bersalah di akhir," ujarnya. "Tujuan kami adalah memastikan persidangan yang adil, baik untuk para terdakwa maupun EM."

Sepanjang persidangan, jaksa berargumen bahwa kesaksian EM kredibel, "mabuk tidak berarti tidak andal," dan ketidakkonsistenan dalam kesaksiannya minor.

Mereka juga menyatakan EM tidak punya motif untuk mengarang cerita dan telah melapor ke polisi pada 2018, empat tahun sebelum menggugat Hockey Canada.

Pesan teks antara para pemain disebut menunjukkan bahwa ide mengajak rekan setim ke kamar itu berasal dari McLeod, dan mereka berusaha "menyelaraskan cerita" dengan menyusun narasi bahwa EM memberikan persetujuan.

Di sisi lain, pengacara pembela menyatakan kesaksian EM dibantah oleh saksi mata—pemain lain yang ada di kamar tapi tidak didakwa—yang menyatakan EM "vokal" tentang keinginannya secara seksual.

Mereka berargumen bahwa bukti menunjukkan EM adalah pihak yang bersedia dan kemudian menyesal, serta bahwa mabuk dalam kasus ini tidak berarti "tidak mampu," dengan menunjukkan video bahwa EM tidak menunjukkan tanda-tanda mabuk berat.