Sebuah operasi besar-besaran untuk mengeksekusi pengosongan sebuah rumah pertanian di kota kecil Castel d’Azzano, Italia utara dekat Verona, berakhir tragis dengan sebuah ledakan yang menewaskan tiga perwira polisi Carabinieri.
Dinas pemadam kebakaran Italia menyampaikan dalam postingan X pada Selasa bahwa dua belas perwira polisi dan seorang perempuan terluka dalam ledakan dini hari tersebut, dan tujuh petugas pemadam dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
Penyelidik meyakini ledakan yang menyebabkan rumah itu roboh sengaja dipicu oleh penghuninya — tiga saudara kandung lansia.
Menurut kantor jaksa penuntut umum, enam tabung gas disembunyikan di dalam bangunan dua lantai itu dan dapat meledak setiap saat.
Diduga seorang perempuan berusia 59 tahun menyalakan gas tersebut dengan sebuah koktail molotov. Perempuan itu tinggal di rumah tersebut bersama kedua kakak lelakinya yang berusia 63 dan 65 tahun dan juga turut terluka.
Ketiga tersangka telah ditahan, dan kejaksaan di Verona kini menyelidiki kasus ini untuk tuduhan pembunuhan berencana.
Ledakan tersebut hampir seluruhnya menghancurkan rumah itu, dan api terus membakar puing-puing selama berjam-jam setelah operasi dini hari. Ketiga bersaudara yang bekerja di sektor pertanian tersebut dikabarkan mengalami kesulitan keuangan yang serius.
Menurut harian Italia La Repubblica, mereka telah dua kali menolak kunjungan juru sita tahun lalu dengan cara membuka tabung gas dan berulang kali mengancam akan meledakkan diri.
Alasan di balik akhir tragis operasi ini awalnya tidak jelas. Unit khusus polisi, didukung oleh petugas pemadam, tiba di tengah malam, namun segala bantuan sudah terlambat bagi ketiga perwira Carabinieri yang tewas.
Para korban luka diangkut ke berbagai rumah sakit di kawasan tersebut, dan pihak berwenang melaporkan bahwa tidak ada satupun luka mereka yang dianggap mengancam nyawa.
Jaksa Raffaele Tito menyatakan temuan awal mengindikasikan para penghuni telah membuka tabung gas di beberapa ruangan. “Ketika Carabinieri membuka pintu, mereka mendengar suara mendesis — kemungkinan dari kebocoran gas,” ujar Tito.
Untuk menimbulkan ledakan sehebat itu, tambahnya, beberapa ruangan pasti telah jenuh dengan gas. Para penyelidik kini mengkaji rekaman dari *body camera* yang dikenakan para perwira polisi selama operasi.
Hingga pagi hari, jalan-jalan di sekitar rumah yang hancur tersebut ditutup dalam area yang luas. Seorang tetangga mengatakan kepada kantor berita Agi bahwa ketiga bersaudara itu telah hidup dalam kondisi yang sangat menyedihkan: “Kami tahu situasi mereka sangat parah. Sebelumnya, mereka telah menyiram bensin ke tubuh mereka sendiri. Mereka telah kehilangan segalanya. Mereka hidup tanpa listrik, tanpa gas — bagaikan di dalam gua. Mereka selalu berkata: Kami lebih baik meledakkan diri daripada meninggalkan rumah kami.”
Meninggalnya tiga perwira polisi yang berusia antara 36 dan 56 tahun tersebut telah menimbulkan duka yang mendalam di Italia.
Presiden Italia Sergio Mattarella menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, demikian pula Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang menulis di X: “Dengan rasa duka yang mendalam saya mengetahui tragedi meninggalnya tiga Carabinieri … Belasungkawa saya, dan pemerintah, tertuju pada keluarga korban.”
Para pekerja penyelamat dan polisi berdiri di lokasi ledakan di kota Castel d’Azzano, menyusul operasi besar-besaran untuk mengeksekusi pengosongan sebuah rumah pertanian. Claudio Furlan/LaPresse via ZUMA Press/dpa