Lebih dari 7.500 pengungsi telah kembali ke Suriah dari Turki sejak rezim penguasa lama Bashar al-Assad digulingkan minggu lalu, menurut Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya.
Lebih dari 1.000 warga Suriah telah menyeberangi perbatasan setiap hari dari Senin hingga Jumat, katanya di platform media sosial X pada Sabtu malam. Jumlah yang lebih sedikit telah menyeberangi antara 6 Desember dan 8 Desember, kata Yerlikaya.
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) menghitung 3.000 orang yang pulang ke perbatasan Turki-Suriah hingga Jumat.
Turki telah menampung jumlah pengungsi Suriah terbesar yang melarikan diri dari perang saudara yang dimulai pada tahun 2011. Menurut data PBB, sekitar 3 juta warga Suriah tinggal di negara itu. Mereka yang pulang ke rumah kehilangan hak mereka untuk tinggal di Turki setelah menyeberangi perbatasan.
UNHCR menempatkan total jumlah pengungsi Suriah sekitar 4,8 juta, dengan Lebanon, Yordania, Irak, dan Mesir juga menampung jumlah besar.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan telah menghadapi tekanan di dalam negeri atas jumlah besar pengungsi Suriah di negara itu dan telah meminta sebagian besar dari mereka untuk pulang.
Pakar migrasi Turki Murat Erdoğan percaya bahwa sebagian besar akan memilih untuk tetap tinggal di Turki, namun. Dia menyebut situasi ekonomi dan keamanan yang buruk di Suriah dan fakta bahwa banyak warga Suriah telah menciptakan kehidupan baru untuk diri mereka sendiri selama periode pengasingan yang panjang.
Warga Suriah menunggu untuk menyeberang ke Suriah dari Turki di pintu perbatasan Cilvegozu, dekat Hatay di selatan Turki. Ahmed Deeb/dpa