Konser Dadakan Remaja yang Terjebak dalam Bayang-Bayang Masa Lalu Rusia

Steve Rosenberg
Editor Rusia di St. Petersburg

BBC

Ribuan korban Stalin dimakamkan di hutan di pinggiran St. Petersburg ini

Di sebuah hutan di tepian St. Petersburg, sebuah daftar nama tengah dibacakan.

Setiap nama mewakili seorang korban dari Teror Besar oleh diktator Soviet, Joseph Stalin.

Di bagian Rusia ini, ada ribuan nama yang harus dibaca. Ribuan nyawa untuk dikenang pada Hari Peringatan Tahunan bagi Korban Represi Politik Rusia.

Di tempat yang dikenal sebagai Lahan Kosong Levashovo, diperkirakan setidaknya 20.000 orang – mungkin hingga 45.000 – dikuburkan. Mereka yang diadukan, ditembak, dan dibuang ke dalam kuburan massal; individu, beserta seluruh keluarga, yang dihancurkan dalam pembersihan sang diktator pada era 1930-an.

Terpaku di batang-batang pohon pinus adalah potret-portret mereka yang dieksekusi. Berdiri di sini, kita dapat merasakan hantu-hantu dari masa lalu Rusia.

Namun, bagaimana dengan masa kini?

Kini, pemerintah Rusia jarang berbicara tentang kejahatan Stalin terhadap rakyatnya sendiri, lebih memilih untuk menggambarkan sang diktator sebagai pemimpin yang jaya di masa perang.

Lebih dari itu, dalam tahun-tahun belakangan, serangkaian undang-undang represif telah diterapkan di sini untuk menghukum perbedaan pendapat dan membungkam kritik terhadap Kremlin serta perang Rusia di Ukraina.

Para pengkritik Kremlin mungkin tidak lagi dicap sebagai “musuh rakyat” seperti di era Stalin. Namun, semakin banyak dari mereka yang ditetapkan sebagai “agen asing”.

Pemerintah berklaim bahwa pelabelan ini membantu melindungi Rusia dari ancaman eksternal.

Setelah lebih dari tiga setengah tahun invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, otoritas Rusia memiliki dua tujuan utama: kemenangan di luar negeri dan keseragaman di dalam negeri.

Siapapun di sini yang secara terbuka menantang, mempertanyakan, atau bahkan mengisyaratkan keraguan terhadap narasi resmi bahwa Rusia berada di pihak yang benar dalam perang ini, beresiko menjadi sasasan.

Diana Loginova (tengah), usia 18 tahun, menghadapi tuduhan atas penampilan publik band-nya

Di Gedung Pengadilan Distrik Leninsky, lorong tangga di luar Ruang Sidang 11 dipadati oleh jurnalis. Hampir tak ada ruang untuk bergerak.

Saya berbincang dengan Irina. Putrinya, Diana, sedang dalam perjalanan ke sini menggunakan mobil polisi untuk menghadiri persidangan.

“Ini pasti menakutkan bagi Anda,” ucap saya.

Irina mengangguk.

“Saya tidak pernah menyangka hal seperti ini bisa terjadi,” kata Irina dengan suara lembut. “Kita tidak bisa membayangkannya. Sampai itu benar-benar menimpa kita.”

Beberapa menit kemudian, Diana Loginova yang berusia 18 tahun tiba di gedung dikawal oleh tiga petugas polisi. Ia memeluk ibunya kemudian dibawa masuk ke ruang sidang.

Diana telah menjalani 13 hari penjara karena “mengorganisir perkumpulan massa publik warga yang mengakibatkan pelanggaran ketertiban umum”.

Namun, tuduhan terus berdatangan.

“Perkumpulan massa” tersebut adalah sebuah konser jalanan spontan yang menurut pihak berwenang menghalangi akses pejalan kaki ke sebuah stasiun Metro.

MEMBACA  Real Madrid Kalahkan Mallorca di La Liga dengan Dua Gol dalam Dua Menit | Berita Sepak Bola

Diana Loginova adalah seorang mahasiswi musik dan, dengan nama panggung Naoko, merupakan vokalis utama band Stoptime.

Telegram

Stoptime telah menghapus video-video mereka dari media sosial, namun video lain masih dapat diakses daring

Di jalan-jalan St. Petersburg, Stoptime telah membawakan lagu-lagu dari para seniman Rusia yang diasingkan seperti Noize MC dan Monetochka, para penulis lagu yang sangat kritis terhadap Kremlin dan perang Rusia di Ukraina.

Banyak dari musisi ternama ini, yang kini berada di luar negeri, secara resmi telah ditetapkan sebagai agen asing oleh otoritas Rusia.

Video yang diunggah daring menunjukkan bahwa konser jalanan Stoptime cukup menarik perhatian massa, dengan puluhan orang, kebanyakan anak muda, ikut menyanyi dan menari mengikuti irama musik.

Meskipun tidak dilarang di Rusia untuk menyanyikan atau memainkan lagu-lagu karya agen asing, pada bulan Mei sebuah pengadilan Rusia melarang lagu Noize MC berjudul Swan Lake Cooperative, dengan klaim bahwa lagu tersebut mengandung “propaganda untuk perubahan kekerasan terhadap tatanan konstitusional”.

Swan Lake oleh banyak pihak dipandang sebagai simbol perubahan politik di Rusia.

Di USSR, TV Soviet sering menayangkan ballet tersebut setelah wafatnya para pemimpin Soviet, dan ia kembali muncul di layar TV Soviet pada tahun 1991 selama kudeta yang gagal oleh para garis keras komunis. Danau (Ozero dalam bahasa Rusia) juga merupakan nama dari koperasi dacha yang sangat dikaitkan dengan lingkaran dalam Presiden Putin.

Sebuah klip video penampilan Stoptime membawakan lagu tersebut baru-baru ini menjadi viral di media sosial.

Kekasih Diana dan rekan band-nya, Alexander Orlov, juga menghadapi tuduhan

Diana Loginova ditahan pada tanggal 15 Oktober. Polisi juga menangkap kekasihnya, gitaris Alexander Orlov, dan drummer, Vladislav Leontyev.

Ketiga anggota band tersebut dihukum penjara dengan masa antara 12 hingga 13 hari.

Di Ruang Sidang 11, Diana menghadapi tuduhan tambahan: mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia. Hal ini terkait dengan salah satu lagu yang ia nyanyikan: You’re a Soldier karya (“agen asing”) Monetochka.

“Kau adalah seorang prajurit,” demikian penggalik refrain lagu tersebut.

“Dan perang apapun yang kau jalani,

“Maafkan aku, aku akan berada di sisi yang lain.”

Setelah persidangan singkat, hakim memutuskan Diana bersalah karena mendiskreditkan tentara Rusia dan mendendanya 30.000 rubel (£285).

Namun, ia tidak bebas pergi. Polisi membawa Diana kembali ke kantor polisi dan menyiapkan tuduhan tambahan.

Diana mengatakan kepada BBC bahwa yang dilakukan band-nya hanyalah membawakan musik kepada khalayak luas

Keesokan harinya, dia dan kekasihnya Alexander dibawa ke Pengadilan Distrik Smolninsky. Saya berhasil menyapa mereka sebentar sebelum mereka memasuki ruang sidang.

“Saya sangat senang, dan ini penting, bahwa orang-orang telah mendukung kami, bahwa banyak orang berada di pihak kami, di pihak kebenaran,” kata Diana kepada saya.

“Saya terkejut melihat bagaimana segalanya dibesar-besarkan. Kami dituduh melakukan banyak hal yang tidak kami lakukan. Yang kami lakukan hanyalah membawakan musik yang kami sukai kepada khalayak luas. Kekuatan musik sangatlah penting. Apa yang terjadi sekarang membuktikan hal itu.”

MEMBACA  Pesawat yang Jatuh Kemarin Sama dengan yang Diperingatkan oleh Whistleblower Boeing yang Meninggal

“Saya pikir bukan kata-katanya, melainkan musiknya yang paling penting,” gitaris Alexander Orlov mengatakan kepada saya. “Musik mengatakan segalanya bagi orang-orang. Selalu begitu.”

Alexander mengungkapkan bahwa ia melamar Diana ketika mobil polisi yang mengangkut mereka berhenti di sebuah pom bensin.

“Saya membuat cincin dari sehelai tisu,” katanya kepada saya.

“Aku sempat bersujud, dan dia bilang iya.”

“Kami berharap dapat segera pulang ke rumah,” ujar Diana. “Itulah yang paling kami impikan.”

Mereka belum akan pulang. Dalam sidang terbaru ini, hakim memutuskan Diana dan Alexander kembali mendekam di penjara selama 13 hari lagi atas tuduhan pelanggaran ketertiban umum lainnya. Alexander dan Diana bertunangan di dalam mobil polisi.

Masyarakat sipil di Rusia berada di bawah tekanan yang hebat. Meski demikian, para pendukung Diana Loginova dan Stoptime berupaya menyuarakan pendapat mereka.

“Aku ada di jalanan ketika Diana bernyanyi dan orang-orang menyanyi bersama dengan sangat indah,” kata Alla di luar gedung pengadilan. “Bagiku penting untuk berada di sini mendukung Diana dan menunjukkan bahwa ada orang yang peduli. Ini seharusnya tidak terjadi.”

Kepada salah satu pendukung Diana lainnya, saya menyampaikan bahwa di Rusia saat ini, menunjukan solidaritas terhadap siapa pun yang dituduh mendiskreditkan tentara Rusia memerlukan sejumlah nyali.

“Orang-orang seperti Dianalah yang pemberani,” kata Sasha. “Kami ini pengecut. Sebagian orang adalah pahlawan. Yang lain hanya mengikut dari belakang.”

“Sebagian orang [di Rusia] takut,” lanjut Sasha. “Tetapi yang lain di sini mendukung pihak berwenang dan apa yang terjadi. Sayangnya, aku kenal orang-orang seperti ini. Itu merupakan pukulan ketika aku menemukan bahwa orang yang telah berteman denganku selama 40 tahun mendukung apa yang terjadi. Selama bertahun-tahun mereka menonton TV Rusia. Aku tidak.”

Di kota Yekaterinburg, Ural, Yevgeny Mikhailov menyatakan solidaritasnya melalui musik. Musisi jalanan itu membawakan lagu-lagu untuk mendukung Diana Loginova. Ia ditahan dan dipenjara selama 14 hari atas tuduhan “hooliganisme ringan”.

Meskipun ada tindakan keras, musisi jalanan muda di St. Petersburg terus membawakan lagu dari artis-artis yang dicap sebagai agen asing oleh otoritas Rusia.

Senja musim gugur yang dingin. Namun para pejalan kaki berhenti untuk mendengarkan band remaja di luar stasiun Metro St. Petersburg. Di antara lagu yang mereka mainkan adalah karya-karya “agen asing” Noize MC dan Morgenshtern.

Tiba-tiba polisi datang. Konser pun berakhir.

Saya menyaksikan tiga anggota band dibawa pergi dalam mobil polisi.

Ludmila Vasilyeva selamat dari invasi Nazi ke Uni Soviet – kini ia mempertanyakan perang Rusia di Ukraina.

MEMBACA  Kecelakaan Kereta di Jerman Barat Daya Tewaskan Beberapa Orang

Saya pergi menemui orang lain di St. Petersburg yang dituduh melakukan “pendiskreditan”.

Ludmila Vasilyeva, 84, lahir dua bulan sebelum invasi Hitler ke Uni Soviet.

Dia selamat dari pengepungan Leningrad (nama saat itu untuk St. Petersburg) oleh Nazi dan sepanjang hidupnya membawa kesan betapa mengerikannya perang.

Jadi, ketika Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Ludmila sangat terkejut.

Awal tahun ini, pada peringatan tiga tahun “operasi militer khusus” Rusia, Ludmila turun ke jalan untuk menyatakan sikap anti-perangnya.

“Aku tulis di plakatku: ‘Warga! Mari hentikan perang. Kita memikul tanggung jawab untuk perdamaian di Planet Bumi!'”

Menyusul protes personalnya, Ludmila menerima surat dari polisi yang memintanya untuk melapor ke kantor polisi.

“Mereka bilang aku telah mendiskreditkan prajurit kita. Bagaimana caranya? Dengan menyerukan perdamaian? Aku beri tahu mereka bahwa semua yang ingin kukatakan telah cukup jelas kutulis di plakat dan bahwa aku tidak akan pergi ke kantor polisi. Mereka mengancam akan membawaku ke pengadilan. Dan pada akhirnya itulah yang mereka lakukan.”

Ludmila didenda 10.000 rubel (£95) karena “mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia”.

Dia tidak menyesal dan tampaknya, meskipun represi di sekitarnya semakin menjadi, tidak ada rasa takut.

“Kenapa aku harus takut?” tanya Ludmila kepadaku. “Terhadap apa dan terhadap siapa aku harus takut? Aku tidak takut pada siapa pun. Aku bicara yang sebenarnya. Dan mereka tahu itu.”

Dia percaya bahwa meningkatnya otoritarianisme bersumber dari ketakutan para penguasa terhadap rakyat.

Vladimir Putin telah memerintah Rusia selama seperempat abad.

“Orang-orang takut. Tapi [penguasa] lebih takut lagi. Itulah sebabnya mereka mengencangkan sekrup.”

Keterusterangan Ludmila Vasilyeva adalah sebuah pengecualian, bukan yang biasa. Kini, hanya sedikit warga Rusia yang terlibat dalam protes publik. Saya bertanya kepada Ludmila mengapa demikian: apakah karena takut, acuh tak acuh, atau karena dukungan kepada penguasa?

“Kebanyakan orang fokus pada kehidupan mereka sendiri, pada sekadar bertahan hidup,” jawab Ludmila.

Tetapi ia mengklaim bahwa ketika ia menyuarakan pendapatnya secara publik, banyak orang yang setuju dengannya.

“Ketika aku pergi berbelanja, aku selalu memulai percakapan. Tidak pernah ada yang mengaduku atau mengajukan keluhan tentangku.”

“Suatu kali aku mengatakan sesuatu di kantor pos. Seseorang menoleh padaku dan berkata: ‘Sst, kecilkan suaramu.’ Aku jawab: ‘Kenapa aku harus diam? Apa yang kukatakan, bukankah itu benar? Kebenaran harus diucapkan dengan lantang.'”

Tidak semua orang setuju.

“Ketika aku berdiri dengan plakatku dan berbicara dengan seorang polisi, seorang pria berusia 50-an mendatangi kami. Dia membungkuk ke depan dan berkata: ‘Cekik saja dia.'” Memang telah menjadi pengetahuan umum bahwa komunitas ilmiah secara bulat menyepakati krisis iklim sebagai ancaman eksistensial bagi umat manusia, sehingga memerlukan tindakan kolektif yang segera dan drastis dari seluruh bangsa-bangsa di dunia.