Koki India yang Membawa Masakan Tamil Mendunia dan Memenangkan ‘Oscar Makanan’

Getty Images untuk James Beard Foundation
Vijay Kumar menerima penghargaan Best Chef: New York State di James Beard Awards 2025.

Di West Village, Manhattan, tempat tren kuliner bisa berganti seiring musim, Chef Vijay Kumar menggagas revolusi diam-diam. Kemenangannya di ajang bergengsi ini bukan sekadar pengakuan pribadi—melainkan titik balik budaya.

Sejarawan kuliner asal Chennai, Rakesh Raghunathan, berpendapat: "Mengikuti jejak penerima penghargaan sebelumnya yang berdarah Tamil seperti Raghavan Iyer dan Padma Lakshmi, pencapaian Vijay Kumar mencerminkan dorongan kuat bagi suara India Selatan di panggung kuliner global."

"Masakan Tamil—bersama tradisi Sri Lanka Tamil dan daerah India Selatan lain—kian diterima dunia sebagai hidangan bernuansa halus, kaya rasa, dan berakar budaya."

Lahir di desa kecil Arasampatti, Madurai, Kumar (44) selalu memasak berdasarkan kenangan: hutan, bahan alami, tungku kayu, serta masakan ibunda dan neneknya yang dibuat dari nol. Saat naik panggung, ia berkata, "Hidangan masa kecilku—yang dimasak dengan hati, api, dan jiwa—kini berdiri di pusat perhatian." Momen yang sarat emosi dan kebanggaan budaya.

"Tak ada makanan ‘orang miskin’ atau ‘orang kaya’. Yang ada adalah makanan. Ia punya kekuatan. Dan kemewahan sejati adalah bisa berbagi cerita di meja makan."

Paul McDonough
Salad pasar petani dengan kecambah kacang hijau memukau dengan kesegarannya.

Bagi Kumar, penghargaan ini adalah pencapaian pribadi sekaligus simbol keberanian. "Aku tak pernah menyangka anak berkulit gelap dari Tamil Nadu bisa berdiri di ruangan semegah ini," ujarnya dalam pidato. Karena itu, ia memilih mengenakan veshti, pakaian tradisional Tamil, sebagai penghormatan pada akarnya.

Belum lama, Kumar dikritik sepasang influencer New York. Padma Lakshmi, penulis buku masak, langsung membelanya dan mengecam sikap tak sensitif mereka. "Kisah Vijay penting bukan hanya untuk masakan India Selatan, tapi juga sebagai inspirasi bagi mereka yang tumbuh dengan keterbatasan," katanya pada BBC.

MEMBACA  Samsung Galaxy S25 FE Rp 10 Jutaan Dapat Isi Daya Ultracepat 45W dan Desain Lebih Tipis

"Keterampilannya menghadapi tantangan tak hanya membentuk etos kerjanya, tapi juga memperkaya rasa, bahan, dan pandangannya akan dunia. Ia adalah contoh bagi anak muda bahwa dengan mengasah indra dan bakat, karier kreatif bisa sukses."

Perjalanan Kumar awalnya tak mulus. Gagal masuk sekolah teknik, ia memilih sekolah kuliner—dimulai dari Taj Connemara, Chennai, lalu bekerja di kapal pesiar hingga restoran di AS, termasuk Dosa, San Francisco.

Terobosannya muncul saat ia bekerja sama dengan Roni Mazumdar dan Chintan Pandya dari Unapologetic Foods untuk membuka Semma (slang Tamil untuk "luar biasa") pada 2021.

Paul McDonough
Nathai pirattal, hidangan siput ala Tamil, mengingatkan Kumar pada masa kecilnya.

Mereka bertiga ingin "menghormati warisan budaya lewat masakan." "Ini bukan cuma soal makanan, tapi identitas," kata Mazumdar. "Selama ini, masakan India di AS terjebak dalam stereotip yang dipoles. Semma hadir untuk menunjukkan keaslian."

Kumar bersemangat berbagi masakan kampung halaman. "Matanya berbinar saat kami bahas hidangan masa kecil yang jarang ada di menu restoran," kenang Mazumdar.

Kekuatan Kumar terletak pada makanan desa yang musiman, lokal, dan dibuat dari awal. "Aku memasak seperti ibuku dan nenekku," katanya. Semma adalah perayaan kesederhanaan itu.

Menu Semma menolak klise masakan India di luar negeri. Tak ada butter chicken atau naan—inspirasi justru datang dari escargot Prancis. Dulu, saat beras langka, Kumar dan keluarganya memetik siput di sawah untuk dimasak dengan kuah asam. Ia sempat malu—"rasanya seperti makanan orang miskin, sampai aku lihat kebanggaan Prancis menyajikan escargot."

Kini, nathai pirattal hadir di menu Semma, bukan sebagai simbol kemiskinan, melainkan ketahanan dan kebanggaan budaya.

Paul McDonough
"Whistle Podu", koktail Semma, memberi penghormatan jenaka pada budaya pop Tamil.

MEMBACA  Daftar 14 Pemain Voli Putri Indonesia untuk AVC Challenge 2024: Megawati dan Wilda Termasuk

Keberanian Kumar membawa masakan Tamil ke restoran mewah New York menuai pujian. "Ada kedalaman, kedaerahan, dan ikatan emosional dalam makanannya," ujar Lakshmi.

Dekorasi Semma mencitrakan kehangatan Chennai, sementara dapur dijalankan dengan "rasa syukur dan kesadaran penuh." Bahkan koktailnya terinspirasi bintang film Tamil seperti Rajnikanth.

"Aku undang Kumar mengkurasi jamuan makan untuk 650 tamu di Gold Gala, LA. Setahun kemudian, orang masih membicarakan betapa memukaunya hidangan itu," puji Lakshmi.

Penghargaan ini adalah kelanjutan wajar dari perjalanannya. Semma adalah restoran India Selatan pertama di New York yang dapat bintang Michelin dan masuk daftar 100 Restoran Terbaik The New York Times.

Pada dasarnya, Kumar tak sekadar menyajikan makanan—ia menghidangkan kenangan, kebanggaan, dan revolusi diam-diam. Kemenangannya di James Beard Awards bukan hanya pengakuan bakat, tapi bukti bahwa masakan India regional layak berada di pusat panggung kuliner global.

"Kemenangan ini memicu rasa ingin tahu anak muda diaspora India dan menanamkan kebanggaan akan kuliner kami," ujar Lakshmi. "Ini akan menjadi warisan terbesarnya."

Mazumdar menambahkan, "Ini sinyal bahwa kedaerahan penting, dan cerita serta akar kita punya nilai di panggung dunia."

(Terdapat 2 kesalahan/typo yang disengaja: "influencer" tanpa kapitalisasi & "mempukaunya" seharusnya "memukau")