Pemimpin Korea Utara: Perbaikan Kapal Kang Kon Tidak Hambat Upaya Modernisasi Angkatan Laut
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji akan membangun lebih banyak kapal perang dan mengerahkan mereka ke Samudra Pasifik, saat ia meresmikan peluncuran ulang sebuah kapal perusak yang sempat tenggelam sebagian saat peluncuran pertamanya bulan lalu, menurut media negara.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Jumat bahwa Kim memimpin upacara peluncuran kapal perusak berbobot 5.000 ton di galangan kapal Rajin di utara negara tersebut. Kapal itu dinamai Kang Kon, diambil dari nama seorang pejabat militer Korea Utara yang tewas dalam Perang Korea.
Dalam pidatonya pada Kamis, Kim menyatakan bahwa perbaikan kapal perusak itu "tidak menunda" upaya Korea Utara untuk memperkuat kekuatan laut.
"Dalam dua minggu, kapal ini berhasil diperbaiki dan mengapung kembali sesuai rencana," ujar Kim, seperti dikutip KCNA.
Kim juga mengumumkan rencana membangun "dua kapal perusak 5.000 ton lagi tahun depan", seraya menyerukan peningkatan kehadiran militer di Pasifik untuk menghadapi apa yang ia sebut "provokasi AS dan sekutunya."
"Musuh akan segera merasakan sendiri betapa menjengkelkannya melihat kapal lawan beroperasi di perairan kedaulatan kita," tegas Kim.
Kim Jong Un bersama putrinya, Kim Ju Ae, menghadiri upacara peluncuran ulang kapal perusak yang sebelumnya rusak saat peluncuran pertamanya di Rajin, Korea Utara, 12 Juni 2025. [KCNA via Reuters]
"Aku yakin dalam waktu dekat, jalur kapal tempur kita… akan terbuka di Samudra Pasifik menuju pos-pos agresi musuh," tambahnya.
Citra satelit terbaru menunjukkan perbaikan kapal Kang Kon yang sempat miring saat peluncuran gagal Mei lalu, sebuah insiden yang Kim sebut sebagai "tindakan kriminal."
Kang Kon adalah kapal perusak kedua yang diketahui dimiliki Korea Utara dan dianggap sebagai aset penting dalam modernisasi angkatan laut Kim.
Militer Korea Selatan memperkirakan kapal ini memiliki kemampuan serupa dengan kapal perusak Choe Hyon (5.000 ton) yang dibangun Korea Utara dengan bantuan Rusia dan diluncurkan bulan Mei.
Kim terus mendorong modernisasi militer dan menyerukan respons tegas terhadap ancaman AS dan Korea Selatan, yang rutin menggelar latihan bersama.
Pada Rabu, Gedung Putih menyatakan Presiden AS Donald Trump terbuka untuk berkomunikasi dengan Kim, setelah sebelumnya menjalin hubungan baik di masa jabatan pertamanya.
Namun, NK News melaporkan bahwa delegasi Korea Utara di PBB berkali-kali menolak surat dari Trump untuk Kim Jong Un.