Partai Inovasi Jepang yang beraliran kanan menyatakan dukungannya kepada LDP yang berkuasa, membuka jalan bagi Sanae Takaichi untuk terpilih sebagai pemimpin.
Diterbitkan Pada 20 Okt 2025
Klik untuk bagikan di media sosial
share2
Konservatif garis keras Sanae Takaichi tampaknya akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang seiring dengan persiapan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa untuk menandatangani kesepakatan koalisi.
Hirofumi Yoshimura, pimpinan bersama Partai Inovasi Jepang (Ishin), menyatakan pada Senin bahwa partai sayap kanannya siap mendukung kepemimpinan Takaichi, memberikan dukungan yang dibutuhkan LDP untuk tetap berkuasa.
Rekomendasi Cerita
list of 4 items
end of list
LDP sebelumnya tampak di ambang kehilangan kekuasaan ketika legislatif Jepang bersidang dalam sesi luar biasa untuk memilih perdana menteri berikutnya pada Selasa.
“Saya menyampaikan kepada Takaichi bahwa kita harus melangkah bersama,” ujar Yoshimura kepada wartawan di Osaka saat membuat pengumuman di menit-menit terakhir ini. Ia menambahkan bahwa pertemuannya dengan Takaichi akan dilakukan pukul 18.00 waktu setempat (09:00 GMT) guna menandatangani perjanjian.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi Takaichi untuk memenangkan pemungutan suara hari Selasa, di mana ia bakal menggantikan Shigeru Ishiba yang sedang menjabat dan telah mengundurkan diri.
Jika ia memenangkan suara parlemen, Takaichi akan menggantikan Shigeru Ishiba yang sedang menjabat dan mengundurkan diri sebagai perdana menteri [File: Jiji Press/AFP]
Gejolak Politik
Takaichi, seorang yang berusia 64 tahun dan dikenal bersikap keras terhadap China dari partai sayap kanan, menjadi pimpinan LDP awal bulan ini.
Upayanya untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang sempat terhambat ketika partai sentris Komeito mengakhiri aliansi 26 tahunnya dengan LDP.
Insiden yang terjadi hanya beberapa hari setelah pemilihan Takaichi sebagai pimpinan LDP tersebut menjerumuskan negara itu ke dalam krisis politik.
Komeito yang didukung kalangan Buddhis menyatakan LDP gagal memperketat aturan pendanaan menyusul skandal dana abu-abu. Mereka juga merasa tidak tenang dengan posisi ultrakonservatif Takaichi, termasuk sejarah retorika kerasnya terhadap China, meskipun Takaichi telah memperhalus sikapnya belakangan ini.
Kesepakatan antara LDP dan Ishin akan menghasilkan gabungan 231 kursi di majelis rendah parlemen, kurang dua kursi untuk meraih mayoritas, yang berarti koalisi baru ini masih memerlukan dukungan dari partai-partai lain untuk meloloskan undang-undang.
Akan tetapi, andaikata pemilihan pengganti Ishiba masuk ke babak kedua, Takaichi hanya memerlukan dukungan dari lebih banyak anggota parlemen dibandingkan kandidat lainnya.
Tanggapa Minim dari Perempuan
Meskipun Takaichi tampaknya akan memecahkan hambatan untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama, banyak perempuan Jepang tidak merayakan kenaikan jabatannya.
“Prospek perdana menteri perempuan pertama tidak membuat saya senang,” tulis sosiolog Chizuko Ueno di X, dengan menyatakan bahwa kepemimpinannya “tidak berarti politik Jepang menjadi lebih ramah terhadap perempuan”.
Chiyako Sato, seorang komentator politik untuk surat kabar Mainichi, mengatakan kebijakan Takaichi “sangat keras dan saya ragu ia akan mempertimbangkan kebijakan yang mengakui keberagaman”.