Seruan kepada seluruh staf di kementerian pertanian Nigeria untuk berdoa guna membantu negara mencapai ketahanan pangan telah menimbulkan kontroversi.
Memo internal dari kepala departemen SDM kementerian mendorong staf untuk menghadiri sesi doa khidmat dan berpuasa selama tiga Senin berturut-turut.
Beberapa warga Nigeria merespons dengan mempertanyakan komitmen pemerintah dalam menurunkan harga pangan yang melambung tinggi.
Siaran pers dari kementerian pertanian pada Sabtu lalu meremehkan isu ini, menyatakan bahwa ajakan berdoa bukanlah kebijakan resmi untuk mengatasi kerawanan pangan, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan staf.
“Sama seperti latihan aerobik bulanan dan pembangunan gym di kementerian untuk kebugaran fisik,” lanjutnya, “begitu pula pemeriksaan kesehatan rutin staf untuk kesehatan mereka.”
Setidaknya 4,4 juta orang di Nigeria kekurangan pangan, menurut perkiraan PBB, karena negara ini mengalami krisis ekonomi terparah dalam satu generasi pasca perubahan kebijakan oleh pemerintah baru sejak 2023.
Kenaikan harga bahan pokok yang terus menerus menjadi salah satu pemicu protes mahalnya biaya hidup tahun lalu. Misalnya, harga ubi naik empat kali lipat dalam setahun.
Para kritikus melihat seruan untuk intervensi ilahi sebagai bukti bahwa pemerintah lari dari tanggung jawabnya kepada rakyat dan bersikap fatalistik.
Namun, pejabat menyatakan bahwa mereka telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi krisis, termasuk memberikan lebih dari 1.000 traktor dan dua juta karung pupuk kepada petani.
Reaksi kesal terhadap ajakan berdoa di media sosial beragam, mulai dari yang menyatakan kepemimpinan kementerian harus diganti dengan pendeta dan imam, hingga yang sekadar berkata “Nigeria adalah lelucon”.
Cerita BBC lainnya tentang Nigeria:
[Getty Images/BBC]
Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook BBC Africa, atau Instagram bbcafrica.
Podcast BBC Africa