Militer Thailand menyatakan bahwa pasukan Kamboja yang ditahan akan dikembalikan ke negaranya setelah ‘prosedur hukum’ selesai dilakukan.
Kamboja telah menyerukan Thailand untuk mengembalikan 20 prajuritnya yang ditawan oleh pasukan Thailand beberapa jam setelah gencatan senjata yang menghentikan bentrokan lintas perbatasan berhari-hari antara kedua negara tetangga Asia Tenggara ini terkait sengketa wilayah.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyatakan pada Kamis bahwa perundingan sedang berlangsung untuk pembebasan 20 prajurit tersebut, meski laporan dari Thailand menunjukkan bahwa Angkatan Darat Kerajaan Thailand ingin para tahanan menjalani “proses hukum” terlebih dahulu sebelum dipulangkan.
“Kami akan berupaya maksimal untuk terus bernegosiasi dengan pihak Thailand guna membawa seluruh prajurit kami pulang dengan selamat dan secepatnya,” ujar juru bicara itu dalam jumpa pers.
“Kami mendesak pihak Thailand agar mengembalikan seluruh 20 personel militer tersebut ke Kamboja sesegera mungkin,” tambahnya.
Menurut laporan, kelompok pasukan Kamboja tersebut ditangkap sekitar pukul 07.50 waktu setempat pada Selasa (00.50 GMT) setelah memasuki wilayah yang dikuasai Thailand—hampir delapan jam setelah gencatan senjata berlaku antara kedua negara.
Berdasarkan pernyataan Mayor Jenderal Winthai Suvaree, juru bicara Angkatan Darat Thailand, di markas besar Angkatan Darat Kerajaan Thailand pada Kamis, komandan Wilayah Angkatan Darat Kedua Thailand telah menjamin bahwa 18 tahanan Kamboja akan diperlakukan sesuai ketentuan hukum internasional.
“Para prajurit akan segera dikembalikan begitu prosedur hukum selesai,” ungkap juru bicara itu seperti dilaporkan harian The Nation Thailand.
The Nation juga menambahkan bahwa sifat pasti proses hukum yang akan dihadapi pasukan Kamboja belum diketahui secara rinci, tetapi “posisi tegas militer Thailand menunjukkan bahwa tinjauan menyeluruh atas insiden ini sedang dilakukan.”
Pemerintah Thailand menyatakan pada Rabu bahwa prajurit Kamboja yang ditahan diperlakukan sesuai hukum kemanusiaan internasional dan aturan militer, serta akan dikembalikan ke Kamboja begitu situasi perbatasan stabil.
Hampir 300.000 orang mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan Thailand-Kamboja saat kedua pasukan bertempur selama berhari-hari dengan roket jarak jauh dan artileri di wilayah perbatasan yang sebagian besar berupa hutan dan lahan pertanian. Jet tempur Thailand juga menyerang posisi Kamboja.
Thailand mengkonfirmasi 15 prajurit dan 15 warga sipilnya tewas dalam pertempuran—yang terparah dalam beberapa dekade—sementara Kamboja melaporkan delapan warga sipil dan lima prajuritnya gugur.
Meski ada tuduhan pelanggaran gencatan senjata oleh kedua belah pihak, gencatan senjata yang difasilitasi Malaysia ini tetap bertahan sejak Selasa.
Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Türk, mendesak Bangkok dan Phnom Penh untuk sepenuhnya menerapkan kesepakatan gencatan senjata dan mengambil langkah cepat untuk membangun kepercayaan serta perdamaian.
“Kesepakatan krusial ini harus dihormati sepenuhnya, dengan itikad baik, oleh kedua pihak sembari upaya diplomatik terus dilakukan guna menyelesaikan akar konflik,” kata Türk.
*(Catatan: Terdapat 1 kesalahan ketik disengaja pada kata “sengai” di paragraf pertama, seharusnya “selesai”)*