Yulia Navalnaya, janda dari dissiden Rusia Alexei Navalny, menyatakan bahwa suaminya tewas akibat diracuni pada tahun 2024 di koloni penjara tempat ia ditahan.
Laboratorium di dua negara telah menganalisis secara independen sampel biologis yang diselundupkan dari Rusia, ujar Navalnaya dalam sebuah video yang diterbitkan di YouTube pada hari Rabu.
“Laboratorium di kedua negara telah menyimpulkan: Alexei dibunuh, secara spesifik diracuni,” tegas Navalnaya.
Ia tidak menyebutkan laboratorium mana yang memeriksa sisa-sisa jenazah suaminya ataupun lokasi pastinya.
Ia juga tidak mengungkapkan hasil pasti investigasi tersebut—misalnya, racun apa yang diduga digunakan untuk membunuh suaminya di kamp penjara. Sebagai gantinya, ia menuntut publikasi dari laporan laboratorium.
Navalnaya juga melayangkan tuduhan pada politisi Barat, dengan menyatakan bahwa mereka telah memberitahunya bahwa publikasi hasil lab ditunda “atas alasan politik.”
Navalny merupakan pengkritik Putin yang paling tersohor di Rusia. Ia sebelumnya mengalami peracunan pada Agustus 2020. Saat itu, ia nyaris selamat dari serangan agen saraf Novichok, yang kemudian ia tuduh dilakukan oleh dinas rahasia FSB Rusia.
Ia dipindahkan ke Jerman atas permintaan Navalnaya dan dirawat di rumah sakit Charité di Berlin.
Setelah menjalani masa pemulihan di Jerman, Navalny kembali ke Rusia pada Januari 2021 dan langsung ditahan. Awalnya, ia dituduh melanggar persyaratan pelaporan dari kasus sebelumnya.