Kantor Kejaksaan Militer Israel sedang menyelidiki kemunginan terjadinya kejahatan perang terkait tembakan yang ditujukan kepada warga Palestina di dekat pusat bantuan di Jalur Gaza, menurut media Israel pada Jumat.
Laporan dari surat kabar Haaretz menyebutkan bahwa unit penyelidikan Staf Umum akan menelaah apakah prajurit Israel yang ditugaskan mengamankan lokasi distribusi kontroversial Gaza Humanitarian Foundation (GHF) melanggar hukum humaniter internasional.
Setidaknya 410 warga Palestina tewas di sekitar pusat distribusi makanan GHF sejak akhir Mei, berdasarkan data PBB.
Dalam hampir semua kasus, prajurit Israel dikatakan menembak tanpa provokasi terhadap kerumunan tak bersenjata yang berkumpul di depan pusat bantuan sebelum dibuka.
GHF adalah yayasan yang didukung Israel dan AS tapi banyak dikritik di luar negeri. Yayasan ini diusulkan setelah Israel memblokir pengiriman bantuan ke Gaza berbulan-bulan, dengan alasan mencegah penyalahgunaan bantuan dari PBB dan LSM lain.
Israel menyatakan bantuan dicuri Hamas, meski bukti pencurian sistematis tidak ada.
Menurut laporan Haaretz, berdasarkan kesaksian prajurit dan perwira di Gaza, "militer sengaja menembaki warga Palestina di dekat lokasi distribusi bantuan."
Prajurit menembaki orang-orang untuk menjauhkan mereka dari pusat bantuan sebelum dibuka, kata laporan itu. "Ini ladang pembantaian," ujar seorang anggota militer yang pernah bertugas di sana.
"Mereka diperlakukan seperti kekuatan musuh—tanpa upaya pengendalian massa, tanpa gas air mata—hanya tembakan langsung dengan segala senjata: senapan mesin berat, peluncur granat, mortir."
Pusat GHF dikelola perusahaan keamanan AS swasta, dengan area sekitarnya diamankan pasukan Israel yang merupakan pasukan tempur biasa tanpa pelatihan pengendalian massa.
"Bentuk komunikasi kami adalah tembakan," kata seorang prajurit terkait tentang perlakuan terhadap warga Palestina yang mencari bantuan.
Para pejabat tinggi Israel merespons dengan kemarahan. PM Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengeluarkan pernyataan bersama menyebut laporan itu "kebohongan jahat."
Mereka menyatakan laporan hanya bertujuan "mencemarkan nama tentara paling bermoral di dunia."
Sebelumnya, militer membantah tuduhan menembak sembarangan di sekitar pusat GHF, berargumen bahwa dalam semua kasus, prajurit terancam.
Upacara pemakaman digelar di depan Rumah Sakit Nasser untuk warga Palestina, termasuk anak-anak, yang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Yunis. Abdallah Alattar/APA Images via ZUMA Press Wire/dpa