Israel Bongkar Armada Kemanusiaan Gaza, Satu Kapal Tetap Melaju

Militer Israel telah berhasil menetralisasi hampir seluruh armada kemanusiaan yang berupaya menembus blokade di Gaza, dengan menahan ratusan aktivis dari puluhan kapal. Namun, satu kapal layar terus melanjutkan perjalanannya menuju enklaf Palestina tersebut.

Hingga dini hari Jumat, Marinette yang berbendera Polandia—dikabarkan diawaki enam orang—merupakan satu-satunya kapal yang masih beroperasi dari Global Sumud Flotilla, yang awalnya terdiri dari 44 kapal.

Cerita Rekomendasi

list of 3 items
end of list

Melalui panggilan video dengan penyelenggara flotilla pada Kamis malam, kapten asal Australia yang hanya memperkenalkan diri sebagai Cameron menjelaskan bahwa awalnya kapal mereka mengalami masalah mesin sehingga tertinggal dari kelompok utama. Cameron menambahkan, kapal kini “melaju kencang” menuju Gaza.

“Kami memiliki beberapa kru Turki yang sangat tangguh di kapal … ada seorang perempuan dari Oman dan saya sendiri, dan kami akan terus melanjutkan arah ini,” ujarnya.

Siaran video langsung dari kapal tersebut, yang masih aktif pukul 04:00 GMT, memperlihatkan kru sedang mengemudikan kapal di tengah terbitnya matahari di perairan internasional Laut Tengah.

Pelacak geolokasi langsung menunjukkan kapal berada sekitar 43 mil laut (sekitar 80 km) dari perairan teritorial Gaza.

Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya telah memperingatkan Marinette bahwa “upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan melanggar blokade juga akan digagalkan”.

42 kapal dicegat secara ilegal.

Para penumpangnya diculik secara melawan hukum.

Dunia menyaksikan apa yang terjadi ketika warga sipil menantang sebuah pengepungan.

Namun — Marinette terus berlayar.

Dia mengetahui nasib saudari-saudarinya di lautan.

Dia tahu apa yang menanti. Dan dia… https://t.co/XAtq1RHLyK

— Global Sumud Flotilla (@gbsumudflotilla) 2 Oktober 2025

Sejak Rabu, angkatan laut Israel telah menghentikan puluhan kapal yang membawa pasokan kemanusiaan ke Gaza dan menahan sekitar 500 aktivis dari lebih dari 40 negara.

MEMBACA  Kenangan Sengit Arundhati Roy tentang Kehidupan bersama Ibunya yang Tak Terduga

Israel sebelumnya menuduh para relawan mencoba “melanggar blokade laut yang sah”—sebuah klaim yang bertentangan dengan hukum internasional—dan menyatakan akan melakukan segala cara untuk menghentikan mereka.

Angkatan laut Israel mencegat setiap kapal dan menahan awaknya sebelum memindahkan mereka ke Israel, untuk kemudian dideportasi. Sejumlah tokoh ternama—termasuk aktivis Greta Thunberg, mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau, dan Anggota Parlemen Eropa Rima Hassan—termasuk di antara yang ditahan.

Sebagai misi bantuan laut terbesar sejauh ini yang berupaya mengirimkan pasokan ke enklaf Palestina, flotilla ini telah menarik perhatian global. Penyitaan kapal-kapal tersebut telah menuai kutukan internasional dan memicu protes di seluruh dunia.

Stephen Cotton, sekretaris jenderal International Transport Workers’ Federation (ITF) yang mewakili lebih dari 16,5 juta pekerja transportasi global, kepada Al Jazeera menyatakan bahwa “menyerang atau menyita kapal-kapal kemanusiaan yang bersifat non-kekerasan di perairan internasional” adalah ilegal menurut hukum internasional.

“Negara-negara tidak bisa memilih-milih kapan harus menghormati hukum internasional. Laut tidak boleh dijadikan panggung perang,” tegasnya.

Para pemimpin dunia juga mengutuk penyitaan yang melawan hukum tersebut, termasuk Presiden Kolombia Gustavo Petro yang mengumumkan pemerintahannya mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas Kolombia menyusul tindakan Israel.

Negara-negara Eropa—termasuk Jerman, Prancis, Britania Raya, Spanyol, Yunani, dan Irlandia—juga telah menyerukan Israel untuk menghormati hak-hak anggota kru yang telah mereka tahan.

PBB belum memberikan komentar mengenai tindakan Israel, namun Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menggambarkan pencekatan tersebut sebagai “penculikan ilegal”.

“Pikiran saya bersama rakyat Gaza, yang terperangkap di ladang pembantaian Israel,” tulis Albanese di X.