Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan telah menerima 45 jasad warga Palestina dari Israel melalui Palang Merah.
Israel membebaskan lima tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang rapuh dengan Hamas, memberikan secercah kelegaan bagi keluarga-keluarga di Gaza.
Kelima pria yang dibebaskan pada Senin malam itu dibawa ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah untuk pemeriksaan medis, dilaporkan oleh koresponden Al Jazeera Hind Khoudary dari luar fasilitas tersebut.
Rekomendasi Cerita
Kerabat berkumpul di rumah sakit, sebagian memeluk tahanan yang dibebaskan, sementara yang lain dengan cemas mencari informasi tentang anggota keluarga yang hilang.
“Ini pertama kalinya sejak gencatan senjata pasukan Israel membebaskan tahanan Palestina yang tidak diketahui,” ujar Khoudary.
Ribuan warga Palestina masih menjadi tahanan di Israel, banyak yang ditahan tanpa tuduhan dalam sistem yang disebut kelompok HAM sebagai penahanan sewenang-wenang.
Israel mengembalikan jasad warga Palestina
Sebelumnya pada hari Senin, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan telah menerima 45 jasad warga Palestina dari Israel melalui Komite Internasional Palang Merah (ICRC), sehingga total jasad yang diserahkan berdasarkan perjanjian gencatan senjata menjadi 270.
Tim forensik sejauh ini telah mengidentifikasi 78 jasad dan akan melanjutkan pemeriksaan “sesuai dengan prosedur dan protokol medis yang disetujui” sebelum mengembalikan jasad kepada keluarga, menurut pernyataan kementerian pada hari Senin.
Pihak berwenang sebelumnya melaporkan bahwa banyak dari jasad yang dikembalikan menunjukkan bukti penyiksaan dan penganiayaan, termasuk tangan terikat, mata tertutup, dan cacat wajah, serta diserahkan tanpa tanda pengenal.
Penyerahan ini merupakan bagian dari fase pertama perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober, yang meliputi pertukaran tahanan dan jasad yang dimediasi oleh Turkiye, Mesir, dan Qatar, dengan keterlibatan Amerika Serikat.
Melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, Khoudary mengatakan, “Banyak dari jasad yang dikembalikan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.” Ia menambahkan bahwa keluarga warga Palestina yang hilang masih mencari kerabat di antara jasad-jasad tersebut.
“Jika jasad-jasad ini tidak teridentifikasi, mereka akan dikuburkan bersama warga Palestina lainnya di kuburan massal di Deir el-Balah,” ujarnya.
Pelanggaran gencatan senjata oleh Israel
Meskipun terdapat gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan mematikan. Sebuah sumber di Kompleks Medis Nasser kepada Al Jazeera Arabic menyatakan bahwa tiga warga Palestina tewas pada hari Senin akibat tembakan Israel di utara Rafah, Gaza selatan.
Militer Israel menyatakan mereka melancarkan serangan di Gaza selatan, dengan klaim bahwa individu-individu telah melintasi “garis kuning”, area yang dikendalikan Israel, dalam apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran gencatan senjata.
Versi Israel mengenai peristiwa tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen. Juga masih belum jelas apakah militer Israel merujuk pada serangan yang sama yang menewaskan ketiga warga Palestina tersebut.
Di Kota Gaza, seorang anak termasuk di antara tiga orang yang terluka akibat tembakan Israel di bagian timur kota, menurut sebuah sumber di Rumah Sakit al-Ahli Arab kepada Al Jazeera.
Melaporkan dari Kota Gaza, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera menyatakan Israel terus menggunakan drone quadcopter untuk menjatuhkan granat pada bangunan yang masih tersisa sebagian. “Pihak berwenang di sini menggambarkan tindakan ini sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata,” katanya.
Kantor Media Pemerintah Gaza telah menuduh Israel melakukan lebih dari 125 pelanggaran gencatan senjata sejak gencatan senjata berlaku, dengan peringatan bahwa serangan yang berlanjut mengancam akan memicu kembali permusuhan secara besar-besaran.