Iran Menggelar Hari Berkabung untuk Mereka yang Tewas di Pemakaman Suleimani

Iran menggelar hari berkabung nasional pada hari Kamis untuk menghormati korban ledakan ganda yang menewaskan 84 orang sehari sebelumnya selama upacara penghormatan untuk Mayor Jenderal Qassim Suleimani, yang tewas empat tahun yang lalu dalam serangan drone Amerika.

Jenderal Suleimani, pemimpin militer yang berpengaruh dan dianggap sebagai kekuatan jahat di Barat, sangat dihormati oleh banyak orang Iran, terutama mereka yang mendukung pemerintah.

Pejabat Iran pada awalnya menyatakan bahwa jumlah kematian akibat dua ledakan tersebut, yang terjadi di pemakaman tempat Jenderal Suleimani dimakamkan di kota selatan Kerman, adalah 103 pada hari Rabu. Namun, Menteri Dalam Negeri, Ahmad Vahidi, mengatakan pada hari Kamis bahwa 84 orang telah tewas, menurut Tasnim, sebuah kantor berita semiofisial.

Berbicara saat mengunjungi rumah sakit yang merawat orang-orang yang terluka dalam ledakan, Mr. Vahidi mengatakan jumlah korban jiwa mungkin akan meningkat karena kondisi parah beberapa yang terluka. Total 284 orang terluka dalam serangan tersebut, termasuk 220 yang masih dirawat di rumah sakit di Kerman, banyak di antaranya dalam kondisi stabil atau membutuhkan operasi kecil, katanya, menurut Tasnim.

Pemimpin Iran, banyak di antaranya pada awalnya secara langsung atau tidak langsung menuduh Israel bertanggung jawab atas ledakan tersebut, terus mengutuk apa yang mereka sebut sebagai serangan teroris dan berjanji untuk menghukum para pelaku. Namun, mereka belum, sejauh ini, meningkatkan retorika mereka terhadap Israel.

Beberapa analis dan pejabat Barat mengatakan pada hari Rabu bahwa metode serangan tersebut menunjukkan keterkaitan dengan kelompok militan Sunni atau separatis daripada Israel, yang cenderung menyasar target Iran tertentu dan terbatas seperti ilmuwan nuklir atau tokoh keamanan, atau tempat seperti situs nuklir, bukan massa warga sipil.

MEMBACA  Tiongkok dan Uni Eropa untuk melakukan pembicaraan mengenai tarif mobil listrik

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan di platform media sosial X pada hari Kamis pagi bahwa pemerintah telah “mengambil tindakan hukum dan internasional segera melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait serangan teroris di Kerman.”

Belum jelas apa tindakan tersebut, tetapi media berita negara Iran menerbitkan teks surat yang dikirim Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Dewan Keamanan dan sekretaris jenderal pada hari Rabu yang meminta mereka untuk mengutuk serangan tersebut.

“Pemeriksaan menyeluruh saat ini sedang berlangsung untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku dan penyusun di balik kejahatan yang direncanakan dan mengerikan ini,” tulis utusan tersebut, Amir Saeid Iravani. “Republik Islam Iran bertekad memanfaatkan semua mekanisme yang tersedia untuk memastikan pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab dan rekan mereka dalam tindakan terorisme keji ini.”

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, mengutuk serangan tersebut, demikian juga Uni Eropa dan negara-negara termasuk Irak, Qatar, dan Venezuela.

Tasnim, kantor berita, melaporkan bahwa ledakan pertama terjadi pada pukul 3:04 sore Rabu saat orang-orang berdesakan di jalan menuju makam Jenderal Suleimani. Ledakan kedua terjadi 13 menit kemudian, katanya.

Kantor berita semiofisial lainnya, IRNA, mengutip juru bicara polisi yang mengatakan bahwa tiga petugas polisi tewas dalam ledakan saat mencoba membantu korban lainnya.

Upacara peringatan tersebut diselenggarakan untuk memperingati hari keempat kematian Jenderal Suleimani dalam serangan drone Amerika di bandara Baghdad pada Januari 2020. Upacara serupa untuk menghormati jenderal tersebut diadakan setiap tahun.