Washington, DC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyampaikan pidato di hadapan ratusan jenderal AS di Virginia, membahas berbagai topik mulai dari cara menaiki tangga hingga krisis di Ukraina – seringkali mengulang poin-poin bicaranya dan melompat-lompat antar subjek.
“Anyaman” ala Trump – kecenderungannya untuk merajut berbagai cerita dan topik menjadi satu rangkaian pernyataan – tampak menonjol pada Selasa lalu saat ia berbicara selama lebih dari satu jam sepuluh menit.
Rekomendasi Cerita
list of 3 items
end of list
Ia melontarkan keluhan-keluhan lama tentang lawan-lawan politiknya, memuji kebijakan luar negerinya sendiri, dan menyerukan perbaikan penampilan kapal perang.
Namun pesan paling substansial Trump bagi para jenderal adalah bahwa militer akan berfokus pada misi-misi di dalam negeri.
Berikut lima poin penting dari pidato Trump:
Fokus pada ‘musuh dari dalam’
Sepanjang pidatonya, Trump mengisyaratkan keinginannya agar militer menangani ancaman yang dirasakannya di dalam negeri, termasuk apa yang ia sebut sebagai kerusuhan dan imigrasi tidak sah.
“Bulan lalu, saya menandatangani perintah eksekutif untuk melatih pasukan reaksi cepat yang dapat membantu meredakan gangguan sipil,” ujarnya.
“Ini akan menjadi hal besar bagi kalian di ruangan ini karena ini adalah musuh dari dalam dan kita harus menanganinya sebelum terkendali.”
Trump telah memerintahkan penyebaran pasukan militer di Los Angeles, California; Washington, DC; Memphis, Tennessee; dan Portland, Oregon.
Pada hari Selasa, ia mengisyaratkan akan mengirim militer ke kota-kota besar lainnya termasuk San Francisco, Chicago, dan New York, menyamakannya dengan perang.
“Ini akan menjadi bagian utama bagi beberapa orang di ruangan ini. Itu juga sebuah perang. Ini perang dari dalam,” kata Trump.
Kampanye ini – yang sudah menghadapi tantangan di pengadilan – memunculkan pertanyaan hukum tentang peran militer AS dan kemungkinan pelanggaran undang-undang.
Amandemen Ke-10 Konstitusi AS menyerahkan semua kewajiban yang tidak ditentukan sebagai wewenang federal kepada negara bagian, termasuk penegakan hukum.
Selain itu, Undang-Undang Posse Comitatus 1878 melarang militer AS terlibat dalam penegakan hukum sipil di AS kecuali “secara tegas diizinkan” oleh undang-undang.
Ironisnya, Partai Republik Trump sejak lama memperjuangkan hak negara bagian melawan perluasan kekuasaan federal.
Membuat alasan untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Presiden AS itu berusaha mencitrakan diri sebagai pembawa perdamaian sambil menyebut beberapa krisis global yang katanya ia selesaikan secara pribadi, termasuk ketegangan antara India dan Pakistan pada bulan Mei.
Ia mengisyaratkan bahwa ia pantas mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk usahanya itu.
“Apakah Anda akan dapat Nobel? Tentu tidak,” kata Trump. “Mereka akan memberikannya pada orang yang tidak melakukan apa-apa.”
Ia menambahkan bahwa itu akan menjadi “penghinaan besar” bagi AS jika ia tidak menerima penghargaan tersebut.
Dalam sembilan bulan pertama masa jabatan keduanya, Trump telah membom Iran dan Yaman, mengintensifkan serangan drone di Somalia, dan melancarkan serangan terhadap kapal di Karibia yang katanya membawa narkoba.
Tapi pemerintahannya tidak memberikan bukti konkret bahwa serangan udara mematikan tersebut menargetkan penyelundup narkoba. Trump dan para pembantunya becanda bahwa perairan dekat Venezuela tidak lagi aman bagi nelayan karena kampanye militer AS.
Rencana akirkan perang Gaza
Trump mengisyaratkan gencatan senjata di Gaza sudah dekat, mengatakan Israel serta negara-negara Arab dan Muslim telah menerima rencana perdamaiannya dan kini Hamas perlu menyetujui.
Ia mengisyaratkan bahwa rencana 20 poinnya dapat menyelesaikan seluruh kawasan.
“Saya bilang, ‘Sudah berapa lama kalian berperang?’ ‘Tiga ribu tahun, Pak.’ Itu waktu yang lama, tapi saya pikir kita sudah menyelesaikannya. Kita lihat saja,” kata presiden AS itu.
Pada kenyataannya, konflik Palestina-Israel dimulai pada awal 1900-an dengan kolonisasi Zionis di Palestina, dan perang Arab-Israel pertama terjadi pada 1948.
Lebih awal pada hari Selasa, Trump mengatakan ia memberi Hamas tiga atau empat hari untuk menanggapi proposalnya atau akan menghadapi “akhir yang sangat menyedihkan”.
Kekecewaan terhadap Putin
Trump mengatakan ia masih berupaya mengakhiri perang di Ukraina, menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas berlanjutnya konflik tersebut.
Trump juga mengisyaratkan bahwa Rusia kesulitan secara militer dalam konflik itu, mengatakan ribuan tentara terbunuh di setiap sisi setiap minggu.
“Saya sangat kecewa dengan Presiden Putin,” kata Trump.
“Saya katakan saya pikir dia akan menyelesaikan ini. Seharusnya perang itu selesai dalam seminggu. Dan saya bilang padanya, ‘Anda tahu, Anda tidak terlihat baik. Empat tahun berperang yang seharusnya hanya seminggu. Apakah Anda macan ompong?'”
Trump mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin di Alaska bulan lalu, dan ia mendorong pertemuan antara presiden Rusia itu dengan rekan Ukraina-nya, Volodymyr Zelenskyy.
Tapi sejauh ini, diplomasi AS gagal menghentikan pertempuran.
Minggu lalu, Trump mengatakan Ukraina bisa merebut kembali semua wilayah yang direbut Rusia selama perang, tampaknya membalik pernyataan sebelumnya bahwa Kyiv harus menyerahkan beberapa wilayah untuk mengamankan perjanjian damai dengan Moskow.
Kekesalan terhadap Biden
Sepanjang pidatonya, Trump menyelentingkan kritik terhadap pendahulunya Joe Biden, mengklaim bahwa penarikan diri AS yang kacau dari Afghanistan di bawah kepemimpinannya yang memotivasi Putin untuk menyerang Ukraina.
Ia berulang kali menggambarkan pemerintahan Biden sebagai “tidak kompeten”.
“Anda tidak akan pernah melihat empat tahun seperti yang kita alami dengan Biden dan sekelompok orang tidak kompeten yang menjalankan negara ini yang seharusnya tidak pernah ada di sana,” katanya kepada para jenderal.
Trump mengatakan ia menaiki tangga dengan hati-hati untuk menghindari tersandung seperti yang dialami Biden beberapa kali saat menjadi presiden.
“Kita memiliki perdamaian besar melalui kekuatan. Amerika dihormati lagi sebagai negara,” katanya. “Kita tidak dihormati dengan Biden. Mereka melihatnya jatuh dari tangga setiap hari. Setiap hari, pria itu jatuh dari tangga.”