Harga emas mencapai rekor tertinggi baru melebihi $4.000 per ons, karena para investor mencari tempat aman untuk menempatkan dana mereka akibat kekhawatiran akan ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Emas mengalami reli terbesarnya sejak era 1970-an, dengan kenaikan sekitar sepertiga sejak April ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif yang mengacaukan perdagangan global.
Para analis menyatakan masalah lain yang mencemaskan investor ialah tertundanya rilis data ekonomi kunci akibat pemberhentian pemerintah AS yang telah memasuki minggu kedua.
Emas dipandang sebagai investasi safe haven yang diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan nilainya selama gejolak pasar atau resesi ekonomi.
Harga emas spot—nilai pasar real-time logam mulia untuk pengiriman segera—melonjak di atas $4.021 per ons pada Rabu sore waktu Asia.
Futures emas—yang menjadi indikator sentimen pasar—telah mencapai level sama pada 7 Oktober. Futures merupakan perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemberhentian pemerintah AS, yang dipicu kebuntuan berulang mengenai belanja publik, merupakan “angin surga bagi harga emas,” ungkap Christopher Wong dari OCBC, strategis suku bunga bank yang berbasis di Singapura.
Investor telah beralih ke aset safe haven seperti emas selama pemberhentian pemerintah AS sebelumnya.
Emas naik hampir 4% selama shutdown selama sebulan pada masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih.
Namun harga emas berpotensi turun jika shutdown berakhir lebih cepat dari perkiraan beberapa investor, menurut Wong.
Reli emas “yang tak tertandingi” dalam sebulan terakhir telah melampaui ekspektasi analis, ujar Heng Koon How, kepala strategi pasar bank UOB.
Dia menambahkan bahwa kenaikan ini juga terkait melemahnya dolar AS dan meningkatnya pembeli non-profesional yang dikenal sebagai investor ritel.
Tidak semua yang berinvestasi emas membeli logam mulia fisik secara langsung.
Sebagian investor menanamkan dana pada produk finansial seperti exchange-traded funds (ETF) yang di-backup oleh emas.
Sebesar $64 miliar telah diinvestasikan pada ETF emas sejauh tahun ini, menurut asosiasi perdagangan World Gold Council.
Gregor Gregersen, pendiri dealer dan penyimpan logam mulia Silver Bullion, mengungkapkan jumlah kliennya lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir.
Investor ritel, bank, dan keluarga kaya semakin beralih ke emas, memandangnya sebagai perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global, katanya.
“Mayoritas klien kami merupakan pemegang jangka panjang,” tambah Gregersen, menjelaskan bahwa sebagian besar pelanggannya menyimpan emas lebih dari empat tahun.
“Emas akan mengalami penurunan pada suatu titik, namun saya yakin dengan kondisi ekonomi saat ini, tren naiknya akan berlangsung setidaknya lima tahun mendatang,” ujarnya. Sebagaimana Gregersen